Mohon tunggu...
HENDRA SUGIANTORO
HENDRA SUGIANTORO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pena Profetik

MENGALIR BUKAN AIR: Percikan Spirit Hidup

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Resensi Buku: Menulis dari Kekuatan Jiwa

9 Mei 2011   09:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: Mind Writing

Penulis: Herien Priyono Penerbit: Leutika, Yogyakarta

Cetakan: I, Maret 2010 Tebal: xii+180 hlm

KASUS plagiarisme yang marak menerpa dunia pendidikan negeri ini tentu memunculkan keprihatinan. Kegiatan menulis tenyata belum menjadi ketrampilan yang terasah. Jalan pintas ditempuh dengan menjiplak karya tulis orang lain demi tujuan tertentu. Fakta buruk plagiarisme menggambarkan belum kuatnya perilaku menulis sebagai tradisi intelektual. Padahal, menulis telah dilatih sejak bangku pendidikan dasar. Untuk menghayati perilaku menulis sebenarnya tergantung pada masing-masing pribadi. Begitu banyaknya motivasi menulis diberikan takkan berdampak apa-apa jika tidak menyentuh kesadaran diri. Training kepenulisan yang marak digelar bukan jaminan seseorang akan bersegera menulis. Yang menjadi kunci penting dari aktivitas menulis adalah motivasi yang tumbuh secara internal. Buku Mind Writing ini setidaknya memberikan rambu-rambu untuk menghayati perilaku menulis. Tugas mewariskan ilmu dan berbagi pengetahuan hendaknya disadari siapa pun, sehingga tak merasa berat menulis. Mind writing adalah proses latihan menulis dengan pendekatan jiwa. Menulis membutuhkan kebiasaan. Dengan berlatih secara tekun, kemampuan menulis akan terbentuk. Menulis tak lagi menjadi beban, tapi memang menyatu dalam kehidupan kita. Membaca buku ini kita sepertinya diperkenalkan dengan istilah-istilah yang masih asing, seperti syaraf kepenulisan dan menulis dengan melakukan perjalanan ke alam bawah sadar. Syaraf kepenulisan terdiri bermacam-macam, salah satunya syaraf pengelolaan ide. Ada juga syaraf kepenulisan yang berkaitan dengan kemampuan mengawinkan antara ide dari alam sadar dengan ide turunan dari alam bawah sadar. Tak ada maksud lain dari buku ini kecuali menggairahkan perilaku menulis benar-benar muncul dalam diri. Menulis adalah sesuatu yang menggembirakan. Kita menulis dengan penghayatan yang sungguh-sungguh. Kelemahan buku ini pada soal editing. Isinya menarik, namun editing yang kacau mungkin bisa membuat kita jenuh dan berkernyit dahinya. Hendra Sugiantoro Pembaca buku, tinggal di Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun