Judul Buku: Mind Writing
Penulis: Herien Priyono Penerbit: Leutika, Yogyakarta
Cetakan: I, Maret 2010 Tebal: xii+180 hlm
KASUS plagiarisme yang marak menerpa dunia pendidikan negeri ini tentu memunculkan keprihatinan. Kegiatan menulis tenyata belum menjadi ketrampilan yang terasah. Jalan pintas ditempuh dengan menjiplak karya tulis orang lain demi tujuan tertentu. Fakta buruk plagiarisme menggambarkan belum kuatnya perilaku menulis sebagai tradisi intelektual. Padahal, menulis telah dilatih sejak bangku pendidikan dasar. Untuk menghayati perilaku menulis sebenarnya tergantung pada masing-masing pribadi. Begitu banyaknya motivasi menulis diberikan takkan berdampak apa-apa jika tidak menyentuh kesadaran diri. Training kepenulisan yang marak digelar bukan jaminan seseorang akan bersegera menulis. Yang menjadi kunci penting dari aktivitas menulis adalah motivasi yang tumbuh secara internal. Buku Mind Writing ini setidaknya memberikan rambu-rambu untuk menghayati perilaku menulis. Tugas mewariskan ilmu dan berbagi pengetahuan hendaknya disadari siapa pun, sehingga tak merasa berat menulis. Mind writing adalah proses latihan menulis dengan pendekatan jiwa. Menulis membutuhkan kebiasaan. Dengan berlatih secara tekun, kemampuan menulis akan terbentuk. Menulis tak lagi menjadi beban, tapi memang menyatu dalam kehidupan kita. Membaca buku ini kita sepertinya diperkenalkan dengan istilah-istilah yang masih asing, seperti syaraf kepenulisan dan menulis dengan melakukan perjalanan ke alam bawah sadar. Syaraf kepenulisan terdiri bermacam-macam, salah satunya syaraf pengelolaan ide. Ada juga syaraf kepenulisan yang berkaitan dengan kemampuan mengawinkan antara ide dari alam sadar dengan ide turunan dari alam bawah sadar. Tak ada maksud lain dari buku ini kecuali menggairahkan perilaku menulis benar-benar muncul dalam diri. Menulis adalah sesuatu yang menggembirakan. Kita menulis dengan penghayatan yang sungguh-sungguh. Kelemahan buku ini pada soal editing. Isinya menarik, namun editing yang kacau mungkin bisa membuat kita jenuh dan berkernyit dahinya. Hendra Sugiantoro Pembaca buku, tinggal di Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H