Kedua, Suasana Hati yang Bersifat Sementara
Mengambil keputusan dan pilihan secara cepat, mendadak, dan sekejap mungkin bisa membuat kita disebut orang yang jenius dan cekatan, tetapi hal itu berbanding terbalik bagi seseorang yang mengambil sebuah keputusan dari perubahan suasana hati yang bersifat sementara.
Bukan tanpa sebab, mengambil keputusan secara mendadak dan sekejap tanpa berbikir panjang adalah reaksi-reaksi emosional yang bersumber dari suasana hati yang berubah dalam sementara.
Reaksi emosional yang tak terkendali dan bersifat sementara menciptakan sebuah kecemasan, dan saat kita cemas terkadang kita gugup sehingga mengambil langkah instan tanpa memilirkan hal lain kedepannya. Kemudian ketika sadar dengan hal itu, muncullah keraguan-keraguan dalam diri kita yang pada akhirnya malah membuat diri kita semakin terpuruk.
Ketiga, Efek Gaslighting dari Orang Lain di Sekitar Kita
Berbeda dengan 2 (dua) hal sebelumnya yang berasal dari internal yaitu diri kita sendiri, poin kali ini datang dari faktor eksternal yaitu orang lain sebagai pelaku.
Gaslighting adalah sebuah bentuk manipulasi yang dilakukan orang lain kepada korbannya (misalkan kita), dengan berusaha untuk mengambil kuasa dan mengontrol diri kita untuk menjatuhkan dan menyesatkan pikiran kita sebagai korbannya.
Tujuannya adalah untuk menciptakan keraguan dari kita sebagai korban agar terus menyalahkan diri kita sendiri, mempertanyakan pikiran kita sendiri, dan pada akhirnya tidak percaya pada kepercayaan diri kita alias meragukan diri sendiri.
Pelaku gaslighting selalu memutarbalikkan fakta, sehingga seolah-olah kita adalah orang yang selalu salah dan mereka adalah orang yang selalu benar. Jika berteman dengan orang yang memiliki ciri-ciri gaslighting, kita wajib waspada!.
Lebih Baik Kembali, Apa Maknanya?
- Meningkatkan Kepercayaan Diri
Memupuk kepercayaan diri menciptakan keyakinan pada diri sendiri, keyakinan bahwa kita mempunyai kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup, berhasil, dan berkemauan untuk bertindak sesuai dengan tujuan hidup kita.
Kepercayaan diri bukanlah suatu sifat yang bersifat bawaan yang menetap, melainkan kemampuan yang dapat diperoleh dan ditingkatkan seiring waktu.