Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Yang Gagal Itu Usahamu, Bukan Hidupmu

2 Oktober 2023   13:37 Diperbarui: 3 Oktober 2023   01:03 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegagalan (Sumber: shutterstock via kompas.com)

Bagi seseorang yang memiliki rasa takut akan kegagalan hanya ada 2 (dua) kemungkinan yang sedang dipikirkannya, yaitu memikirkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan.

Kegagalan memberikan ancaman mengenai kesulitan-kesulitan yang dapat membuat seseorang memicu rasa takut yang berlebihan, rasa takut tersebut kemudian membuat seseorang nampak terjebak dan tidak mampu melakukan tindakan apapun dalam mengatasi permasalahan dalam hidupnya. Oleh sebab itu jika seseorang mengalami suatu kegagalan, pasti dirinya akan menyalahkan dan menyesali setiap keadaan dalam hidupnya.

Terlalu banyak berpikir, menggambarkan pola pikir negatif yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan hidup seseorang. Hal itu terjadi karena seseorang akan selalu merenungkan, memikirkan, hal-hal kecil hingga menjadi permasalahan yang lebih besar dan memperdebatkan hal-hal besar hingga menjadi permasalahan yang lebih rumit. Sikap yang berlebihan tersebut menciptakan hal-hal yang sederhana menjadi lebih besar, serta mengubah keputusan yang mudah menjadi lebih rumit.

Overthinking tidak membuat rasa takut yang didapat seseorang dari sebuah kegagalan menjadi lebih terkontrol, melainkan justru lebih mengkhawatirkan. Seseorang akan lebih memilih menyalahkan hidupnya daripada menciptakan usaha baru untuk menambal kegagalannya, padahal menjalani kehidupan tidak sebatas memikirkan kegagalan melainkan juga bagaimana cara menciptakan usaha-usaha baru untuk dirinya.

Alih-alih tetap berusaha, seseorang yang terlalu berlebihan memikirkan kegagalannya akan lebih mudah menyatakan kekalahan dan lebih mudah mengatakan kata "Menyerah". Pemikiran yang berlebihan memicu adanya perasaan yang tidak terkontrol dalam diri seseorang, kegagalan memang sebuah takdir tetapi takdir bisa berubah dengan usaha baru dengan mencari jalan lain untuk mencapai kesuksesan.

Masih Mau Menyerah?

Rasa takut yang dibarengi oleh pemikiran yang berlebihan membuat seseorang enggan mengambil resiko dan mencoba hal-hal baru. Sebuah hal baru akan dimaknai sebagai suatu ketidakpastian, karena yang ada dalam pikiran seseirang hanyalah penampilan yang sempurna bukan penampilan yang mampu untuk berkembang. Sesuatu hal yang sempurna tidak bisa digapai dengan cara yang singkat, karena sesuatu hal yang sempurna pasti membutuhkan pengorbanan yang besar.

Menyerah bukanlah sebuah langkah yang tidak gentle, karena ketakutan akan kegagalan adalah sesuatu yang dialami setiap orang dari waktu ke waktu. Kapasitas kesuksesan seseorang tidak sebatas dinilai dari berapa banyak seseorang mengalami kegagalan, melainkan berapa banyak seseorang melakukan usahanya untuk meraih kesuksesan.

Janganlah menjadi pribadi yang gampang menyerah, karena menyerah merupakan tanda bahwa diri seseorang sedang tidak terkontrol. Kehidupan seseorang akan penuh dengan berbagai mimpi-mimpi, tetapi semuanya hal tersebut tidak akan bisa tercipta jika tidak dilandasi oleh sebuah usaha. Jika usaha seseorang mengalami kegagalan, bukan berarti hal itu merupakan langkah terakhir dalam berusaha.

Kesuksesan adalah sebuah garis linier yang lurus, yang diraih oleh dirimu tanpa keraguan dan kemunduran. Menjalankan kehidupan tidak sebatas mendapatkan kesuksesan, tetapi tentang bagaimana cara dan usahanya meraih kesuksesan tersebut. Menyerah merupakan pikiran yang membatasi potensi dirimu, menyerah juga menghambat harapan, impian, masa depan, dan keputusan dirimu menuju tujuan yang diinginkan.

Gagal? Yang gagal itu usahamu, bukan hidupmu. Jadi, tidak perlu menyalahkan diri atau hidupmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun