Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Logical Fallacy, Ketika Seseorang Tidak Mampu Berpikir Secara Gentle

27 Mei 2023   21:47 Diperbarui: 1 Juni 2023   13:51 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Image: Freepik.com

Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini sedang berkembang dengan sangat pesat, hal tersebut secara tidak sadar telah mempengaruhi cara seseorang untuk hidup dan berpikir dalam kehidupan sehari-harinya sebagai suatu masyarakat. Namun, perkembangan pemberitaan dan informasi yang negatif menyebabkan seseorang mengubah presepsinya terhadap suatu hal. Pola pikir yang terpengaruhi oleh pemberitaan negatif, jelas menciptakan timbulnya spekulasi dan penafsiran yang salah.

Pola pikir yang terpengaruh oleh hal negatif akan menciptakan proses berpikir yang buruk, kemudian keburukan tersebut memberikan dampak yang tidak baik terhadap diri seseorang maupun orang yang berada disekitarnya. Seseorang akan gampang memanipulasi dan termanipulasi oleh suatu keadaan, yang tujuannya digunakan untuk menarik simpati orang lain agar memiliki pemikiran yang sama dengannya. Secara tidak sadar, seseorang yang mengandalkan pola pikir yang manipulatif tersebut akan terjebak dalam sebuah bentuk kesesatan berpikir atau logical fallacy.

Logical fallacy adalah suatu bentuk kesalahan, kekeliruan, kesesatan, dan ketidakmampuan seseorang dalam berpikir atau berlogika mengenai sebuah penafsiran yang digunakan untuk melindungi, membenarkan, dan mempengaruhi suatu hal dengan argumentasi - argumentasi yang tidak masuk akal, hoax, dan bersifat omong kosong. Dalam beberapa pengartian, logical fallacy lebih dikenal dengan istilah kesesatan berpikir.

Kesesatan berpikir membuat seseorang memahami dan memberikan argumentasi yang tidak memiliki dasar, kemudian argumentasi tersebut membuat orang lain yang mendengarnya memiliki keyakinan bahwa apa yang didengarkannya merupakan suatu hal yang seolah-olah seperti fakta yang telah terbukti. Padahal, argumentasi yang didengarnya merupakan kekeliruan yang dibuat-buat untuk menyesatkan fakta yang sebenarnya ada.

Argumentasi yang menyesatkan, akan membuat kepercayaan orang lain terhadap seseorang menjadi memudar. Sehingga ketika seseorang memberikan suatu pernyataan kepadanya, orang lain tersebut akan menganggap pernyataannya tersebut tidak lagi relevan. Hal itu seringkali terjadi,  sehingga menyebabkan kesesatan berpikir yang terus terang ditarik dari sebuah kesimpulan yang salah, hoax, dan tidak dapat dibenarkan.

Bagi orang-orang yang telah termakan oleh kesesatan berpikir, mereka akan menilai bahwa kebenaran yang sesungguhnya adalah kesalahan dan kesalahan yang sesungguhnya adalah kebenaran. Mereka yang menelan mentah-mentah argumentasi liar, akan membuat dirinya tidak dapat membedakan mana kenyataan dan mana khayalan fiktif. Kesesatan berpikir akan selalu memberikan efek yang membuat orang-orang yang terhasut oleh argumentasi liar selalu mempercayai hal-hal tertentu, yang sebenarnya malah menyesatkan dan mengelabuhi mereka sendiri.

Kesesatan berpikir mendorong orang-orang untuk tidak memiliki kemampuan berpikir secara gentle, dengan artian bahwa kesesatan berpikir telah membentuk pola pikir mereka dengan sikap yang tidak baik, tidak lembut, dan tidak memiliki rasa hormat atau empati terhadap orang lain yang memiliki argumentasi lain yang tidak sesuai dengan argumentasinya. Bukan hanya tidak berempati, lebih parahnya lagi kesesatan berpikir akan membuat orang-orang yang termakan oleh pola pikir yang sesat tersebut untuk membenci suatu pribadi atau individu dengan sebenci-bencinya.

Mereka yang habit dengan logical fallacy akan merasa gentle saat berada didalam circle atau kelompoknya, yang memiliki kesamaan cara berpikir dan berargumentasi. Namun ketika argumentasinya tersebut dipatahkan oleh data dan fakta yang benar, mereka akan terus mencari celah tentang kelemahan dan kekurangan dari lawan bicaranya.

Ketidakdisiplinan mengolah pemikiran atau argumentasi bisa membentuk kesalahan dalam menyusun logika berpikir, kemudian kesalahan tersebut akan menciptakan argumentasi yang tidak valid. Orang-orang yang mengalami sesat berpikir akan lebih menerima khayalan yang dibuatnya, karena dengan adanya khayalan itu mereka seakan-akan mengungguli lawan bicaranya. Sebaliknya mereka sangat membenci kenyataan yang menjadi fakta dan menganggap kenyataan merupakan sebuah pernyataan yang menipu.

Logical fallacy atau kesesatan berfikir terbagi menjadi banyak macam dan jenis. Berikut adalah 3 (tiga) jenis logical fallacy yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari :

 1. Ad Hominem Fallacy 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun