Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjilat Jari Selepas Makan, Sunnah Rasulullah SAW yang Terlupakan

17 Maret 2023   15:55 Diperbarui: 17 Maret 2023   16:03 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sunnah, menjilat jari selepas makan)

Pernahkah kita menjilati jari kita selepas makan? Pernah? Wah, tanpa kita sadari, dengan melakukan itu kita sudah termasuk melakukan amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW lho. Bahkan itu merupakan hal yang dianjurkan, jika kita sedang makan menggunakan tangan. Dengan menjilati sisa makanan yang menempel di jari kita, itu merupakan sebuah bentuk rasa syukur dan pemuliaan kita terhadap makanan yang telah diberkahkan oleh Allah SWT.

Perlu diingat dan digarisbawahi, nikmat dan berkah makanan yang diberikan Allah SWT kepada kita, mungkin saja terasa mudah untuk kita dapatkan oleh sebagian dari kita. Namun tanpa kita sadari, nikmat besar itu juga sangat diharapkan  dan didambakan oleh saudara-saudara kita di belahan bumi yang sedang mencari dan berharap saudara kita dalam setap doa-doa mereka. Berfikirlah, bagaimana tidak bersyukurnya kita, jika kita melewatkan sisa-sisa makanan yang menjadi kenikmatan dan berkah dari makanan kita.

Di-era sekarang ini, menjilat jari selepas makan bahkan dianggap jorok. Sebagian dari kita pasti berpendapat “sudah makan banyak yang ada dipiring ngapain lagi harus sampai menjilati jari? Jika kurang tinggal nambah saja”. Menjilati jari selepas makan dinilai tidak baik, bahkan beberapa diantara kita menilai jika sisa makanan di jari kira adalah sama-halnya dengan kotoran dan sampah yang harus sesegera mungkin dicuci bersih.

Keberkahan bisa datang dalam hal apa saja, tak terlepas dari mengamalkan sunnah menjilati sisa makanan di jari kita. Jika kita makan sesuatu makanan, kita tidak tahu bagian mana dari makanan itu yang bernilai keberkahan. Bisa jadi berkah itu terdapat di bagian makananya ketika masih utuh, bisa jadi terdapat di  bagian sisa – sisa makanan tersebut. Kita tidak tahu bukan? Maka dari itu jangan lewatkan sisa makanan, karena bisa jadi ada keberkahan didalamnya.

Ada beberapa hadits yang konkret mengenai sunnah Rasulullah SAW ini, seperti :

Hadits Riwayat Imam Muslim dari Anas bin Malik berikut ini : “Ketika Rasulullah selesai menyantap suatu hidangan, beliau akan menjilati ketiga jarinya (yang digunakan untuk makan) ”. dan Hadits dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian makan, maka janganlah ia mengusap tangannya sebelum ia menjilatnya atau yang lain yang menjilatnya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5456 dan Muslim, no. 2031].

Kedua hadits diatas merupakan ajaran bagi kita, mengenai adab makan yang bermakna penting. Seharusnya kita harus berusaha menghabiskan makanan secara bersih dan semaksimal mungkin guna menghindarkan kita pada hal-hal yang bersifat mubazir. Ambilah makanan sesuai dengan keperluan kita, tidak kekurangan, dan tidak kelebihan, sesai dengan porsi yang kita kehendaki, maka kita akan bertanggungjawab untuk menghabiskan porsi makanan itu.

(Kebersihan kita, hanya kita yang tahu)
(Kebersihan kita, hanya kita yang tahu)

Memang sunnah merupakan sesuatu yang tidak diwajibkan, namun beruntungnya kita jika bisa mengamalkan sunnah dari Rasulullah SAW tersebut. Jangan malu untuk mengamalkan sunnah, Jika bisa mengamalkannya, amalkanlah.

Tidak perlu jijik atau takut jorok, kita tahu diri kita masing-masing. Jika kita makan dengan keadaan bersih dan baik, maka insyaallah, apa yang kita makan akan menjadi bersih. Jadi ya, bukan serta merta mengamalkan sunnah, kita juga perlu membersihkan jari dan tangan terlebih dahulu jika ingin memulai makan menggunakan tangan. Kalau kita sudah melakukan hal itu pasti kita tahu bahwa kita berada di keadaan yang baik dan bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun