Nama: Ahmad Dzulfiqar
Nim: 2006015190
UAS Komuniakasi Penyiaran Islam 7E
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Dakwah selalu menghadapi kenyataan. Realitas memiliki sikap yang dinamis, berubah dan bergerak menuju masa depan. Teknologi pada era ini semakin berkembang pesat, kemudian masyarakat dihadapkan pada fenomena Covid-19 yang mengharuskan setiap orang untuk melakukan aktivitas secara daring. Dan keadaan ini secara tidak langsung menuntut setiap elemen masyarakat untuk melihat perkembangan teknologi. Dalam beberapa kasus, beberapa anak tidak pandai mengatur konten yang mereka konsumsi di Internet, yang mengarah pada penurunan motivasi dan minat anak-anak dalam belajar, yang hanya menghasilkan efek negatif dan jauh dari nilai-nilai Islam. Untuk itu, pemberdayaan masyarakat mengembangkan teknologi sebagai strategi didaktik dan aplikasi menggunakan aplikasi islami sebagai media pendidikan dan didaktik untuk mengaktifkan media pembelajaran alternatif di era pandemi covid-19 dalam upaya meningkatkan motivasi dan minat anak-anak dalam minat belajar, khususnya studi agama.
Dengan merebaknya Covid-19 di masyarakat, teknologi berkembang semakin cepat, memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mendapatkan semua yang mereka butuhkan. Baik positif maupun negatif, terutama pada anak-anak pada tahap produksi ini. Minimnya produktivitas siswa di era pandemi ini menyebabkan Masyarakat lebih banyak menggunakan gadget untuk chatting, yang seringkali membawa pengaruh buruk, terutama bagi anak muda yang tidak pandai memfilter program, game, dan lain-lainnya.
Teknologi sendiri merupakan alat atau media yang dapat diciptakan oleh satu orang atau sekelompok orang, yang kemudian dapat memberikan nilai dan manfaat bagi orang lain. Hal tersebut kemudian diungkapkan oleh Miarso (2007) bahwa teknologi merupakan suatu bentuk proses yang memberikan nilai tambah. Proses operasional dapat menggunakan atau menghasilkan produk tertentu dimana produk yang dihasilkan tidak dapat dipisahkan dari produk lain yang sudah ada. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti (merujuk pada) perantara atau penghubung antara dua pihak. Meskipun belajar berasal dari kata "mengajar", artinya memberi petunjuk kepada seseorang agar dikenal. (Arif S. Sandiman dkk. 2011: 6).
Ruang lingkup dakwah ini merupakan bentuk yang strategis Pendekatan yang baik, apalagi jika memanfaatkan teknologi sebagai media dakwah, karena merupakan ikhtiar pendidikan untuk menyebarkan nilai-nilai positif ajaran agama Islam. Misi di era teknologi sangat mudah dan menuntut kita untuk menguasai setiap masalah yang ada. Salah satu tolok ukur keberhasilan misi adalah penggunaan media sebagai sarana dakwah. Ada banyak media yang bisa digunakan untuk penginjilan, atau yang biasa disebut media propaganda, seperti penginjilan dengan media massa, atau penginjilan dengan partai politik. Namun kali ini, pendidikan sebagai media dakwah menjadi fokus utama.
Menurut Imam al-Ghazali, pendidikan adalah proses memanusiakan seseorang sejak hari terjadinya sampai akhir hayat melalui berbagai ilmu yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, di mana proses pengajaran menjadi tanggung jawab masyarakat untuk dirinya sendiri. Lebih dekat dengan Tuhan. Jadilah orang yang sempurna. Maka, sudah saatnya kita hadir dengan terobosan baru yang memberikan manfaat lebih baik bagi anak-anak untuk belajar media, tidak hanya dari segi keduniawian tetapi juga dari segi ukrowi. Mengisi masa emas dengan hal-hal baik dengan menambah wawasan.
Q.S. Al-Maidah ayat 67:
Â