Terorisme adalah tindakan menggunakan cara-cara kekerasan atau memberikan ancaman untuk menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan harta benda dalam jumlah besar. Tindakan seperti ini sangat keji karena sering kali melibatkan sasaran yang disengaja terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Dampak dari tindakan tersebut dapat berdampak luas dan bertahan lama, serta meninggalkan dampak yang sangat buruk bagi masyarakat yang terkena dampak.
Berdasarkan informasi dari Global Terrorism Database, tercatat terdapat total 638 kejadian aksi teroris di Indonesia sepanjang kurun waktu 2000 hingga 2020.
Berdasarkan laporan Global Terrorism Index (GTI) tahun 2022, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-24 negara yang paling terkena dampak terorisme. Laporan tersebut menyebutkan skor indeks terorisme global Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,5 poin.
Apa penyebab banyaknya kejadian terorisme di Indonesia?
Menurut, Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, Analis Kebijakan Departemen Humas Polri, mengatakan, "Terorisme tampaknya tidak mencari kemenangan dan memproyeksikan dirinya sebagai orang hebat.
Terorisme terbentuk oleh tiga faktor, kata Pucho dari Kantor Wali Kota Banten Serang, Selasa, 1 Agustus 2017.
Faktor pertama adalah mungkin orang tersebut mengalami keterbatasan pendidikan atau ditinggal oleh adik-adiknya yang telah meninggal dunia sehingga menimbulkan perasaan ditinggalkan.
Faktor kedua adalah adanya komunitas yang mendukung. "Tidak ada teroris tanpa dukungan. Harus ada doktrin. Bahkan di dunia maya pun, berkumpul tidak bisa dihindari".
Faktor ketiga adalah legitimasi ideologi. Ia mengatakan aksi teroris semakin mengakar karena hadirnya ideologi pendukung seperti al-Qaeda, Salafisme, ISIS atau ajaran Osama bin Laden.
"Misalnya membiarkan pembunuhan dan kekerasan. Dengan ideologi seperti itu, mereka tidak segan-segan melakukan intimidasi," ujarnya.
Ternyata terorisme ada dimana-mana dan sudah menjadi kelompok yang sangat besar, bahkan sebuah ideologi, dan motivasi utama masyarakat tergerak oleh ideologi tersebut adalah karena mereka telah kehilangan orang yang paling mereka cintai, atau telah menerima pendidikan yang salah. Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman untuk mengingatkan dan merangkul orang-orang disekitarnya dan tidak mengikuti komunitas atau ideologi yang salah.
Sumber :