Jika buku 'Manusia Langit' karya Habib Novel bin Muhammad Alayidrus berkisah tentang orang-orang yang di bumi tak dikenal, namun di langit tenar (khamil(un) fil ardhi wa masyhur(un) fi as-sama'i, dalam istilah para ulama sufi). Maka, kisah kelahiran Sayyidah Khadijah masuk dalam kategori orang-orang yang di bumi tenar dan di langit lebih tenar (fi al-ardhi masyhur(un) wa fi as-sama'i asyharu).
Dalam pertemuan kedua Ngaji Online kitab al-Busyra karya Sayyid Muhammad al-Maliki dengan tema 'Ngaji Perempuan Tangguh' di kanal youtube Lingkar Ngaji Lesehan, kami membaca pasal 'wiladatuha' (kelahiran Sayyidah Khadijah), yang akhirnya tumbuh sebagai perempuan yang sarat keistimewaan. Di awal sekali paragraf pertama pasal ini, kita langsung mendapat keterangan bahwa Khadijah lahir jauh sebelum baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan interval waktu 15 tahun.
Namun, ini bukan hal baru lagi. Saya sendiri telah sejak lama mendengarnya dari para ustaz pengampu Mapel Tarikh (Sejarah Nabi) di Madrasah Ibtidaiyah. Tetapi, apa yang keren dari gaya menulis Sayyid Muhammad? Bagi saya, beliau tidak hanya memberi informasi yang sudah jamak menjadi pengetahuan umat, tetapi juga secara tersirat mampu menjawab pertanyaan mengapa Rasulullah akhirnya menikahi perempuan yang usianya terpaut jauh? Apa gerangan warna warni pertimbangan beliau?
(Keistimewaan Sayyidah Khadijah)
Tepat setelah itu putra mahkota Sayyid Alawi ini merinci pelbagai keistimewaan Khadijah binti Khuailid; tentang masa kecilnya yang tertempa oleh akhlak-akhlak terpuji, hidup di lingkungan yang suci, tumbuh sebagai perempuan paripurna, yang indah memesona mata, cerdas, cantik jelita, dan teguh hatinya. Dalam urusan sebagai makhluk sosial, ia disifati dalam al-Busyra;
Artinya, "Pandai dalam menangani seluruh urusannya, selalu indah tata kelola dan interaksi sosialnya dalam kondisi apa pun."
Keistimewaan lain yang sangat langka dimiliki banyak perempuan waktu itu, adalah himmah 'aliyah (misi hidup yang luhur). Khadijah tidak ingin hidup bagai sepotong kayu apung yang terbawa arus, ke mana jalur sungai berkelok, tanpa berdaya ke arah itu juga si kayu malang mengelok. Khadijah tak sudi membebek arus jahiliah. Ia tetap berprinsip akan menjadi cahaya di tengah gelap mereka.
Itu semua berkat kecerdasan dan nalar tajam yang Allah anugerahkan kepadanya. Sehingga, ia mampu menembus ruang dan waktu. Khadijah dapat menjangkau apa yang akan terjadi sebagai dampak dari apa yang ia lakukan. Sehingga, perempuan mulia ini sangat anti membebek laku kotor lingkungannya. Dalam al-Busyra mengatakan:
Artinya, "Khadijah memiliki nalar yang tajam dan kemampuan mengetahui dengan sangat detail konsekuansi-konsekuensi yang terjadi."
Dan inilah jawaban mengapa baginda Rasulullah Muhammad langsung menyanggupi tawaran mulia itu. Karena perempuan yang saat ini menawarkan diri adalah permata tanah Makkah. Tak ada perempuan yang sama seperti ketangguhan jiwa dan hati Khadijah. Dialah sang perempuan tangguh yang lahir jauh sebelum baginda Nabi.