Mohon tunggu...
Ahmad Dimyati
Ahmad Dimyati Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa

Amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Santri Sehat Menurut Sunnah Nabi

7 September 2023   21:05 Diperbarui: 7 September 2023   21:09 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan dapat dibagi menjadi dua aspek utama: kesehatan jasmani dan kesehatan rohani, kesehatan jasmani adalah kesehatan badan yang mana fisik seseorang dalam keadaan normal, tidak sakit dan fungsi semua organ berjalan secara maksimal sedangkan kesehatan rohani adalah yang berhubungan dengan mental, yang mencakup psikologis, emosional, dan cara seseorang untuk menghadapi stress. 

Dalam Islam, kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam beribadah kepada Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang merupakan teladan sepanjang hidup, perilaku baginda besar Muhammad tak hanya ditiru dari aspek ibadahnya saja, tetapi juga dalam aspek kesehariannya, seperti menjaga kebersihan, kesehatan jasmani serta rohani.

Namun, dalam realitas masyarakat, sering muncul stigma negatif terhadap santri yang dianggap hidup dalam lingkungan yang kotor, kurang menjaga kebersihan, tidak memperhatikan pola makan dan tidur yang sehat. Bahkan, ada yang salah kaprah dengan mengaitkan penyakit gudik dengan tradisi pesantren. Karena stigma ini, beberapa orang tua enggan menempatkan anak-anak mereka di pesantren.

Maka dari itu, kita sebagai santri generasi muda Islam, perlu merenungkan betapa pentingnya menjalani hidup sehat berdasarkan ajaran sunnah nabi Muhammad SAW, baik secara fisik, mental, maupun spiritual, jika kesehatan kita buruk, maka akan menimbulkan kesulitan untuk menunaikan kebutuhan pokok kita sebagai santri dan juga hilangnya produktivitas kita.

Dalam hal ini terdapat beberapa ajaran nabi yang dapat dijadikan refleksi bagi kita para santri untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Mengapa nabi selalu sehat?

Ada beberapa hal yang membuat Rasulullah SAW selalu sehat

Pertama. Beliau selalu menjaga kebersihan, dalam hal ini Rasulullah SAW di salah satu hadisnya bersabda:

عَنْ  أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ  قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَان...(رواه المسلم)

Dari Abu Malik al-Asy'ari dia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, "Bersuci adalah setengah dari iman...(HR. Muslim)

Perhatian Rasulullah SAW terhadap kebersihan diri bisa tercermin dalam hadis ini, seperti yang kita ketahui dalam kebanyakan kitab fiqh pasti diawali dengan materi bersuci, seorang muslim tidak akan sah sholat atau ibadahnya ketika masih ada najis yang mengotorinya, jika kita mengamalkan sunnah beliau dalam membersihkan kotoran ketika berwudhu ataupun mandi secara rutin maka akan membantu terjaganya kebersihan tubuh dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Jadi sudah sepatutnya kita sebagai santri dan umatnya untuk meneladani beliau, dari mulai menjaga kebersihan diri sendiri serta segera membersihkan badan ketika ada kotoran atau najis

Kemudian perhatian Rasulullah SAW tidak hanya berpaku pada kebersihan pribadi, tapi juga meliputi kebersihan lingkungan.

Selengkapnya hadis tersebut diriwayatkan oleh imam abu Dawud dari Mu'adz bin jabal sebagai berikut:

عَنْ  مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " اتَّقُوا  الْمَلَاعِنَ  الثَّلَاثَةَ :  الْبَرَازَ  فِي  الْمَوَارِدِ ، وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ، وَالظِّلِّ "(رواه أبي داود)

dari Mu'adz bin Jabal, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Takutlah kalian terhadap tiga hal yang terlaknat; buang air besar di sumber air, tengah jalanan, dan tempat berteduh."(HR. Abi Dawud)

Dari hadis tersebut dapat dimaknai bahwa Rasulullah SAW sangat peduli akan kebersihan lingkungan sekitarnya, dan menganjurkan untuk tidak mengotori serta membuang kotoran atau sampah sembarangan, jika lingkungan tempat kita tinggal bersih dan bebas kotoran maka penyakit gudik(scabies) akan bisa diminimalisir perkembangannya secara maksimal bahkan bisa hilang, karena Scabies sendiri  aslinya berhubungan erat dengan kebersihan diri dan lingkungan, jika menerapkan gaya hidup bersih sesuai anjuran Rasulullah maka kualitas hidup kita akan berubah menuju lebih sehat. dapat dikatakan perhatian Rasulullah terhadap kebersihan merupakan salah satu sarana dari beberapa sarana untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan Islam.

Kedua, beliau menjaga pola makan yang sehat, yaitu dengan makan seperlunya seperti hadis berikut yang diriwayatkan oleh Miqdam bin Ma'dikarib

عَنْ  مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ  قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ "(رواه الترمذي) 

dari Miqdam bin Ma'dikarib berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.”(HR. Tirmidzi)

Dalam hadis ini dapat dimaknai bahwa Rasulullah memberi pesan agar kita menahan diri dan jangan makan sampai kekenyangan. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam karyanya Ath-Thibb an-Nabawi menjelaskan, soal hadits ini, bahwa Nabi mengajarkan seseorang cukup mengonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya sehingga staminanya tidak turun dan tubuh tidak menjadi lemah. Kalau lebih dari itu, bisa saja ia mengonsumsi makanan dengan sepertiga volume yang bisa ditampung oleh perut, sepertiga lagi untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas. Demikianlah yang bermanfaat bagi tubuh dan jantung

Apakah sehat secara Jasmani sudah cukup?

Nyatanya belum, seperti yang telah dibahas di awal bahwasanya kesehatan itu ada dua yaitu kesehatan Jasmani dan Rohani, dan keduanya tidak bisa terpisahkan, harus bersinergi dan melengkapi agar bisa berjalan optimal, sehat secara fisik saja tidak cukup harus diimbangi dengan sehat secara mental atau batin, begitupun sebaliknya, mental atau rohaninya sehat sedang fisiknya lemah, Nabi memberi contoh untuk selalu menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang negatif. Beliau menganjurkan untuk menghindari pikiran yang cemas, khawatir, atau marah berlebihan. Menjalankan shalat dan dzikir juga merupakan sarana untuk menenangkan pikiran dan meredakan stres, sehingga kita dapat menjaga keseimbangan mental kita sendiri.

Nabi juga mengajarkan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT. Melalui ibadah yang khusyuk dan memperbanyak amalan kebaikan, kita akan merasakan ketenangan batin dan kedamaian jiwa. Semakin dekat dengan Allah, semakin kuat pula pondasi spiritual yang akan membantu mengatasi cobaan dan kesulitan hidup.

Demikianlah refleksi santri sehat menurut Sunnah Nabi secara singkat, yang mencakup menjaga kesehatan jasmani dan rohani meliputi fisik, mental, dan spiritual. Melalui kebiasaan-kebiasaan baik yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, para santri dapat mengembangkan diri secara penuh dan menjadi insan yang sehat lahir dan batin. Dengan begitu, mereka akan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.

Sebagai hasilnya kita Para santri, harus merenungkan dan mengaplikasikan ajaran Sunnah Nabi Muhammad dalam menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Dengan mengikuti pola makan sehat, menjaga kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan, menjaga pola makan, tidak lupa untuk menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang negatif, serta senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

، عَنْ  أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ(رواه المسلم)

Sebagai penutup, Rasulullah bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.” Kita  sebagai santri harus merenungkan dan menerapkan ajaran Sunnah Nabi Muhammad dalam menjaga kesehatan tubuh dan jiwa, sehingga kita dapat menjadi mukmin yang kuat dalam semua aspek kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun