Ini yang membuat sang kakek berfikir kabur. Namun sang kakek memikirkan cara meloloskan diri tanpa resiko besar.
Sempat terpikir dalam benaknya untuk melawan langsung ketika sang sipir memberi makan tetapi sang sipir yang berbekal senapan tidak mungkin selamat jika sang kakek melawan.
Namun pada akhirnya, sang kakek memiliki cara brilian dengan cara melewati atap karena pada saat itu atap terbuat bukan dari cor beton tapi masih bertutupkan genteng biasa. Tapi tidak semudah itu, waktu yang diperlukan untuk kabur haruslah tepat. Hingga pada suatu malam sipir sedang terlelap tidur karena merasa hanya kakek seorang diri yang dipenjara. Namun akibat kelengahan itu sang kakek bisa meloloskan diri. Setelah keluar dari atap sang kakek berlari ke arah hutan yang memungkinkan sipir penjaga sulit menemukannya. Akhirnya sang kakek sampai pada rumah tempat tinggalnya dengan selamat dan sudah dinanti oleh keluarganya.Â
Cerita ini saya ambil untuk mengenang almarhum kakek saya yang sudah meninggal pada tahun 2018. Semoga jiwa pejuang yang kakek saya punya dapat saya contoh untuk mengarungi masa depan dengan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H