Mohon tunggu...
Ahmad Dahabi
Ahmad Dahabi Mohon Tunggu... Musisi - Pelajar

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Monolog

10 Agustus 2022   19:24 Diperbarui: 10 Agustus 2022   19:36 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini aku sedih melihat tawanya,
Tawanya seperti ringisan tangis,
Yang larut diantara wahana ceria,
Dalam suasana yang bengis.

Padahal langit itu dendam,
Pada mulut tajamnya,
Bagaimana mungkin dia bahagia,
Diatas langit yang sedang merana.

Haruskah kami ikut bahagia?
Atau kami harus menegur tangis nya?
Lekas sembuh sayang. Aku rindu,
Kepada sikap manismu.

Ingin rasa nya aku pergi,
Dari perasaan yang tak kunjung usai.
Dan Ingin sekali aku lepas,
Dari tubuh yang selalu ingin pergi.

Kamis, 2 agustus 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun