Kali ini dia malu,
Menatap langit,
Mungkin dia tahu aku rindu.
Apakah dia tersipu?
Bilamana rindu.
Sampaikan kepadaku,
Agarku tak menunggu.
Aku akan selalu ada untukmu.
Pantaskah cinta ini ku tafsir,
Layakkah kasih ini menjadi kisah?
Mungkinkah bila terungkap semua,
Siapa peduli, kasih hanya kisah pedih.
Tuhan, Mengapa?
Kau tumbuhkan cinta,
Kepada hati yang tak bisa berbuah.
Aku tak mau tersiksa di ladang rindu.
Apa yang akan kau berikan tuhan,
Okulasi? Untuk apa okulasi
aku ingin ejakulasi,
Di usia dewasa tanpa halusinasi.
Maafkan aku tuhan,
Aku yang menguasai kapitalis biokrat.
Namun aku tak mampu menahan,
Afeksi dalam diri.
Haruskah aku plutokrasi?
Agar dapat pengakuan de facto.
Atau aku harus lakukan otonomi?
Semoga ya, bisa melahirkan oposisi.
Minggu, 07 agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H