BALIKPAPAN, kota kelahiranku, adalah tempat yang mengukir banyak kenangan di hati dan pikiranku. 44 tahun yang lalu, aku lahir di Gunung Sari, sebuah daerah yang penuh dengan cerita masa kecil yang tak terlupakan.Â
Di sinilah tembuni atau ariari ku ditanam, sebuah simbol yang mengingatkanku akan akar yang kuat dan ikatan mendalam dengan tanah kelahiranku.Â
Setiap sudut kota ini menyimpan memori, Jalan Minyak, Telindung, dan Gunung Pipa (kompleks Pertamina), Lapangan Merdeka, Kebun Sayur, adalah tempat-tempat di mana aku bermain dan menjelajahi dunia kecilku.Â
Namun, setelah 14 tahun merantau di Kepulauan Bangka Belitung, rasa rindu akan Balikpapan semakin membara dalam diriku. Kini, ketika melihat kota yang dijuluki "Kota Minyak" ini telah berkembang dan ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN), aku merasakan bangga dan harapan yang baru.
Balikpapan tidak lagi sekadar kota kecil di pesisir timur Kalimantan. Kota ini telah bertransformasi menjadi pusat ekonomi yang signifikan, berkat kekayaan sumber daya alamnya, terutama minyak dan gas.Â
Sejak dulu, Balikpapan dikenal sebagai "Kota Minyak," tetapi kini ia telah melampaui label itu. Dengan perkembangan infrastruktur yang pesat dan berbagai proyek besar yang sedang berlangsung, Balikpapan telah menjadi magnet bagi investor dan pebisnis dari seluruh Indonesia bahkan dunia.
Pembangunan jalan tol, pelabuhan modern, dan bandara internasional adalah beberapa contoh konkret dari kemajuan yang dialami kota ini. Dengan akses yang lebih baik, Balikpapan kini lebih siap untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.
 Proyek-proyek ini bukan hanya memberikan manfaat bagi perekonomian kota, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Namun, dengan semua kemajuan ini datang juga tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga keberlanjutan dan kualitas hidup masyarakat di tengah pertumbuhan yang pesat.Â
Pembangunan yang cepat harus diimbangi dengan perencanaan yang matang agar kota ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi, tetapi juga tempat yang nyaman dan layak huni.