Mohon tunggu...
Ahmad BurhanZulhazmi
Ahmad BurhanZulhazmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM : 55523110040 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Universitas : Universitas Mercu Buana | Pajak Internasional | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K4 - Hubungan BUT dengan Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme

7 Oktober 2024   23:17 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:58 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Max Weber: Etika Protestan, Prof. Dr. Apollo

Bentuk Usaha Tetap (BUT) merupakan salah satu jenis badan usaha yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana BUT berhubungan dengan Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme yang dikemukakan oleh Max Weber. Dalam analisis ini, kita akan membahas tiga aspek utama: apa itu BUT, mengapa BUT relevan dalam konteks Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, serta bagaimana penerapan nilai-nilai tersebut dalam praktik usaha.

1. Apa (What)

Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah jenis badan usaha yang memiliki karakteristik tertentu, seperti keberadaan yang permanen, struktur organisasi yang jelas, dan tujuan untuk menghasilkan keuntungan secara berkelanjutan. 

BUT dapat berupa perusahaan, koperasi, atau bentuk usaha lainnya yang terdaftar secara resmi dan beroperasi dalam jangka waktu yang lama.  BUT mencakup orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.  

BUT berfungsi untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. BUT juga dianggap sebagai cabang perusahaan, bukan sebagai anak perusahaan. Hal ini karena BUT merupakan cabang dari perusahaan yang secara legal dan formal merupakan satu entitas yang terpisah dengan subjek pajak luar negeri atau perusahaan induknya.

BUT sebagai entitas bisnis berfungsi dalam konteks sosial dan ekonomi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai etika Protestan. Etika ini menekankan kerja keras, rasionalitas, dan asketisisme, yang semuanya berkontribusi pada pencarian laba yang berkelanjutan. 

Dalam pandangan Weber, individu yang menganut etika Protestan cenderung lebih produktif dan berorientasi pada akumulasi kekayaan, yang sejalan dengan semangat kapitalisme yang mendorong pencarian keuntungan secara terus-menerus. Weber juga  berargumen bahwa nilai-nilai Protestan, seperti kerja keras dan disiplin, berkontribusi pada semangat kapitalisme yang mendorong individu untuk berusaha dan berinvestasi.
Selain itu, Weber juga menyoroti bahwa tindakan sosial individu, baik yang rasional maupun non-rasional, membentuk interaksi sosial dan mempengaruhi dinamika ekonomi. Tindakan rasional adalah tindakan yang didasarkan pada perhitungan efisiensi dan tujuan. Ini mencakup kalkulasi antara laba dan rugi, serta pertimbangan rasional lainnya. 

Sedangkan tindakan irasional adalah tindakan yang tidak didasarkan pada perhitungan rasional, melainkan pada tradisi, kebiasaan, atau nilai-nilai yang lebih emosional dan subjektif, seperti hobi dan pilihan hidup. Dengan membedakan antara tindakan rasional dan non-rasional, Weber mengajak kita untuk mempertimbangkan berbagai motivasi yang mendorong individu dalam interaksi sosial mereka. Pemahaman ini penting untuk menganalisis dinamika sosial dan ekonomi dalam masyarakat modern.

2. Mengapa (Why)

Hubungan antara BUT, Etika Protestan, dan Semangat Kapitalisme sangat penting karena menciptakan kerangka kerja di mana individu dan organisasi beroperasi. Etika Protestan mendorong individu untuk bekerja keras dan berinvestasi dalam masa depan, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks BUT, nilai-nilai ini dapat mempengaruhi cara perusahaan beroperasi, berinvestasi, dan berinteraksi dengan masyarakat. 

Dengan mengadopsi etika Protestan, BUT dapat membangun reputasi yang baik, meningkatkan kepercayaan, dan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemangku kepentingan. Selain itu, Weber menunjukkan bahwa etika ini tidak hanya mempengaruhi perilaku individu dalam konteks ekonomi, tetapi juga membentuk cara pandang mereka terhadap kehidupan dan tujuan hidup, di mana kerja keras dan pencarian laba dianggap sebagai panggilan dari Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun