Efek negatif keputusan DPP Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil mulai terasa. Yakni terus merosotnya elektabilitas partai berlambang beringin tersebut di Jabar. Berdasarkan data survei yang disampaikan oleh Dedi Mulyadi, pada bulan Oktober elektabilitas Partai Golkar masih sekitaran 18%. Namun, pada bulan November suara Golkar turun drastis ke angka 12 %.
Sebagai kader Golkar, meski telah dikhianati, Dedi Mulyadi tetap merasa prihatin dengan kondisi elektabilitas partainya yang terus menurun tersebut. Sebagai bentuk keprihatinannya, Dedi pun menggelar diskusi bertajuk "Tanda Cinta dari Orang Desa untuk Partai Golongan Karya" di Aula Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Selasa (14/11).
Dalam orasinya, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat tersebut menyampaikan rasa prihatinnya terhadap elektabilitas Partai Golkar di depan ratusan kader Golkar dari Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Jawa Barat. Pria yang akrab dipanggil Kang Dedi tersebut, meski tidak didukung Partai Golkar menjelang Pilgub Jabar 2018, tetap mengajak seluruh kader Golkar untuk menjaga kesolidan partai di mata konstituen.
Karena itulah, Kang Dedi mengundang pengurus dari semua tingkatan di Jawa Barat agar bersama-sama membangun kesolidan partai yang saat ini terus mengalami penurunan elektabilitas. Bagi Kang Dedi, hilangnya elektabilitas Partai Golkar yang mencapai 6% dalam sebulan harus segera dicarikan solusi, karena Jawa Barat merupakan salah satu lumbung suara Golkar di tingkat nasional.
Elektabilitas Dedi Mulyadi Meningkat
Yang menarik, meski elektabilitas Partai Golkar terus menurun di Jabar, justru elektabilitas Dedi Mulyadi terus naik. Berdasarkan rilis survei Indo Barometer, elektabilitas Dedi Mulyadi berada di angka 19-20% dari simulasi tiga nama yang digadang akan mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat. Angka ini mendudukan Dedi Mulyadi di peringkat 2, mengalahkan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di angka 16-17%.
Sementara itu, lembaga survei INDOCON, menemukan fenomena yang sama meski dengan presentase berbeda. Dedi Mulyadi menduduki peringkat 2 dengan angka 15,3% mengalahkan Deddy Mizwar dengan angka 11,9%.
Menurut CEO PolMark Eep Saefullah Fatah faktor dibalik turunnya elektabilitas Golkar di Jawa Barat karena keputusan elit partai berlambang pohon beringin tersebut tidak linier dengan keinginan kader Golkar Jawa Barat. Yang mana kader Golkar di akar rumput menginginkan Dedi Mulyadi sebagai Cagub yang diusung, DPP Partai Golkar justru mengusung Ridwan Kamil. Menurut Eep Saefullah Fatah, inilah yang membuat elektabilitas Partai Golkar turun, dan bukan tidak mungkin terus ditinggalkan konstituennya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H