Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi hampir diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Kondisi ini selain merupakan bencana kesehatan juga merubah tatanan di berbagai sektor. Gaya hidup seketika berubah, hampir semua kegiatan yang tadinya luring menjadi daring. Ada yang mengadopsi 50% bekerja secara daring (WFH), dan 50% lagi secara luring (WFO), ada pula total menghentikan kegiatan luringnya dan bekerja secara daring (WFH). Akibatnya kegiatan masyarakat dan perekonomian menjadi terganggu keseimbangannya. Banyak perusahaan yang bangkrut, sehingga terjadi PHK atau pengurangan gaji bagi karyawannya. Masyarakat dipaksa untuk mencari potensi/peluang bisnis lainnya, yang kebanyakan dilakukan secara daring.
Saat ini salah satu sektor yang memiliki potensi ini adalah 3D Printing. Bagaimana tidak pemakaian mesin 3D Printing sudah mencakup segala bidang seperti desain dan manufaktur, kesehatan, konstruksi bangunan, arsitektur, seni dan desain produk dan banyak lagi. Peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru yang berkaitan dengan teknologi ini sangatlah besar. Teknologi 3D Printing ini bagian dari metode additive manufacturing, dimana proses pembuatannya dibuat selapis demi selapis berdasarkan informasi CAD dari irisan penampang produk. Produk pada akhirnya akan terbentuk dari tumpukan lapisan irisan penampangnya. Konsekuensinya produk serumit apapun dapat dibuat secara simpel dan sangat cepat, karena proses manufakturnya terbebas dari hambatan kompleksitas geometri produk, variasi material dan dapat diproduksi dengan sangat cepat. Teknologi ini memungkinkan memproduksi berbagai macam bentuk dengan biaya yang lebih murah dibanding proses manufaktur konvensional. Dengan segala keunggulan ini tidak heran proses additive manufacturing menjadi salah satu dari 9 pilar pendukung Industri 4.0.
Hal ini pulalah yang mendorong untuk diadakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertemakan: “Pembekalan untuk Pelaku Start Up Bisnis Pembuatan Prototipe dengan Mesin 3D Printing SLA di Jakarta Pusat” yang berlangsung secara daring. Pelaksanaan daring menjadikan peserta menjadi meluas, tidak hanya dari Jakarta pusat tetapi meluas sejabodetabek bahkan ada peserta dari Lampung. Bertindak sebagai host pelaksana yaitu Studio CAD/CAM,Teknik Mesin, Universitas Trisakti, bekerja sama dengan PT Prima Tigon Global. Walaupun secara daring namun pelatihan disampaikan dalam dua cara yaitu penjelasan teori yang mendasarinya, yaitu teknologi perancangan , additive manufacturing, Lean Canvas dan Business Model untuk mengenalkan proses bisnis, demo step by step perancangan menggunakan CADCAM software yaitu CATIA dan demo pembuatannya menggunakan mesin Formlabs (SLA) juga diberikan. Program ini difokuskan kepada masyarakat yang berhasrat untuk menciptakan lapangan kerja secara mandiri dengan membangun start up bisnis di bidang pembuatan prototipe.
Pelaksanaan program pembekalan berupa pelatihan teori pendukung untuk start up bisnis pembuatan prototipe menggunakan mesin 3D printing yang tepat. Selanjutnya dilakukan uji coba implementasi untuk memberikan pelatihan pengoperasian mesin 3D printing bagi peserta. Program dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting dengan melibatkan peserta dari berbagai kalangan masyarakat, dosen, mahasiswa, pengusaha IKM, serta millennial yang berniat membangun startup bisnis dibidang pembuatan prototipe dengan menggunakan 3D Printing. Harapannya dapat memperluas cakupan peserta pelatihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H