dalam hening kubawakan nyala api,dalam perayaan rasa yang tak tau rimbanya,namun menyerang tiba-tiba,
sembari ku bergegas mengelak dari tangis pilu rasa iba....
dibawah rembulan yang tak bersinar sempurna,
aku menginginkan jantung ini berhenti berdetak,
dibantu nyala api yang ku genggam
yang perlahan menusuk bersamaan dengan angin lalu..
dengar...
dengarkan lah suara itu,
bergemuruh perlahan terkoyak-koyak lalu berserakan,
diatas merahnya tanah yang tak bercahaya.
mungkinkah orang sepertiku percaya?
jantung ini benar-benar berdetak Â
namun berhamburan tertiup angin bersama nyala api di tengah rembulan yang tak seberapa bersinar...
Lalu perlahan mati tanpa tau
tau kemana nyala api ini harus kutitipkan.
Bandar lampung, 31 oktober 2019
***benny
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H