Mohon tunggu...
Ahmad Basyiruddin
Ahmad Basyiruddin Mohon Tunggu... Hamba Allah yang mencoba suka Membaca, Menulis dan Berorganisasi -

Generasi Millineal yang sedang menempuh Magister Teknik Informatika. Sedang mengabdikan diri di Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah. Hamba Allah yang berusaha selalu ingin mengenal lebih dekat dengan Penciptanya dengan Beribadah, Belajar, dan Berorganisasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Era Baru Pelajar Muhammadiyah, Post Truth (1)

13 November 2018   17:11 Diperbarui: 13 November 2018   17:13 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi IPM-Ikatan Pelajar Muhammadiyah akan melakukan Muktamar. Hajatan Akbar 2 tahunan yang membicarakan bagaiamana arah ikatan ini mau bergerak kemana. Termasuk menentukan siapa nahkoda yang tepat membawa kapal besar ini berlayar. Berhenti di tengah arus derasnya samudra, berlayar dengan arah jelas, atau bahkan menabrak ke karang yang tajam. Tulisan ini sebenarnya bukanlah naskah akademik tentang gerakan atau paradigma baru IPM, namun tepatnya ikut meramaikan serpihan tulisan saja. Teruntuk pula sahabatku HILAL, sesama murid "nakal" TM U yang mencoba memulai diskusi didunia maya tentang IPM yang sebentar lagi punya hajat.

Hilal sudah mencoba membuka tanda tanya baru tentang feodalisme IPM. Dimana dia menyoroti tentang faktor "x" ala feodal yang mempengaruhi kebijakan IPM. Saya kira itu satu hal yang bisa dijadikan sebuah alasan terkait perubahan kebijakan IPM. Namun kenyataanya masih banyak faktor "x" lain yang bisa mempengaruhi kebijakan IPM.  Seperti halnya kebijakan pemerintah dan isu Global yang selalu di bumbui dengan manis.

Post Truth - Pasca Kebenaran, istilah yang trend nya naik pasca ada pemilihan presidan USA 2016 silam. Dimana orang sudah banyak terpolarisasi akibat perbedaan pendapat. Mereka tidak berpikir logis objektif, tapi lebih mengedepankan subjektifitas dan egoisme semata. Post Truth sangat cepat apalagi adanya internet yang melepas semua jarak dan waktu yang ada sekarang. Seperti contoh saat ini di Indonesia, polarisasi antara "cebong" dan "kampret". Mereka terpisah karena perbedaan pilihan dengan sangat fanatik membabi buta. Ini yang menyebabakan value (nilai) kemanusiaan itu di sampingkan.

Saya disini tidak akan bicara politik dan IPM, namun akan mengarahkan bagaimana IPM harus bersikap menghadapi itu semua. IPM yang terdiri dari para milenialis jelas ini sangat di pandang sebagai makanan enak bagi beberapa orang yang memiliki kepentingan. Baik kepentingan berupa ekonomi, politik, pendidikan, bahkan eksistensi semata. IPM yang milenialis memiliki peran sangat signifikan terhadap era Post Truth ini. Bukan malah kita memperkeruh kegembiraan pelajar dengan posting posting yang fanatik buta. Tapi harusnya kita ikut andil menggemberikan, dengan hal hal yang produktif dan Karya Nyata.

Bukan hanya faktor "x" feodalisme yang mempengaruhi kebijakan dan arah gerak, tapi masih banyak faktor lagi. Jelas IPM "Milenial" yang menggemborkan Gerakan Pelajar Berkemajuan harus memiliki sikap dan terus bergerak untuk pelajar, apapun faktornya. Saya kira ini pendahaluan awal saja terkait bagaiamana era baru IPM, terutama dalam "Post Truth". Tulisan berikutnya insyaallah akan membahas tentang "Akhir Gerakan dan Paradigma Ikatan ?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun