Mohon tunggu...
Ahmad Basyiruddin
Ahmad Basyiruddin Mohon Tunggu... Hamba Allah yang mencoba suka Membaca, Menulis dan Berorganisasi -

Generasi Millineal yang sedang menempuh Magister Teknik Informatika. Sedang mengabdikan diri di Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah. Hamba Allah yang berusaha selalu ingin mengenal lebih dekat dengan Penciptanya dengan Beribadah, Belajar, dan Berorganisasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah IPM Masih Otentik?

3 Juli 2018   03:30 Diperbarui: 3 Juli 2018   03:47 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH, selanjutnya kita singkat dengan IPM. Adalah sebuah Organisasi Otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar di kalangan pelajar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah Al-Maqbulah. Organisasi Pelajar terbaik tingkat Nasional bahkan ASEAN.

IPM didirikan di Surakarta pada tanggal 5 Shafar 1381 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 Miladiyah. Anggota IPM ada di setiap Sekolah, Panti, Desa, bahkan Masjid milik Muhammadiyah. Hebatnya lagi IPM memiliki struktural IPM dari tingkat bawah yaitu Pimpinan Ranting hingga Pimpinan Pusat yang berkantor di Jakarta dan Yogyakarta.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah, organisasi pelajar sejak tahun 1961 sekarang ini sedang di terpa banyak badai. Dari badai internal kepemimpinan organisasi hingga problematika zaman. Sebuah benak pertanyaan muncul adalah, apa yang menjadikan IPM ini sebagai organisasi pelajar yang otentik?

Jangan jangan IPM sudah melenceng jauh dari tujuan utamanya. IPM tergiur mengikuti apa kata zaman, hingga kehilangan identitas dan otentiknya IPM dari awal. Kita tahu IPM memiliki 4 Visi yaitu Keislaman, Keilmuan, Kekaderan dan Kemanusiaan. Sekarang mari kita merefleksikan diri kita, mana yang menjadi otentik nya IPM.

Penulis yang saat ini membuat makalah ini untuk meraba bagaimanana nasib kader setelah Taruna Melati Utama. Walaupaun bukan untuk melebihi kehendak Tuhan, tapi ini sebagai asa dari penulis untuk mengembalikan otentik nya ikatan tercinta ini. Otentik bisa dikatakan identitas atau jati diri dari sesuatu. Jadi sebuah pertanyaan muncul "mana sesuatu itu ? Otentik nya IPM ?"

Ya jelas kita paham IPM mempunyai 4 Visi yaitu Keislaman, Keilmuan, Kekaderan dan Kemanusiaan. Jadi Otentik dan identitas IPM harus terdapat dari 4 visi mulia ini. Pertanyaan kembali muncul masihkah IPM Otentik sekarang ini ?

Kader harus terus berjuang, bagaiamanapun dan dimanapun itu. Mengembalikan identitas IPM ke awal adalah tugas utama Kader. Ketika 4 visi mulia ini selalu terkontrol, maka IPM mempunyai identitas. Sekarang muncul pertanyaan bagaiamana dengan fenomena zaman yang terus bergerak ? IPM sangat aktif bahkan pemikirannya seperti mengurusi pemerintahan, namun lupa apa tugas utamanya.

Dulu sempat ada pembahasan Masyarakan Ekonomi ASEAN (MEA), MDGs dan SDGs, Post Milinial dan Generasi Z serta yang paling hangat adalah Revolusi Industri 4.0. Apakah itu semua penting ? ya jelas penting, IPM harus peka Cuma jangan pekok.

Epicentrum IPM
Epicentrum IPM
Hal simple yang bisa penulis jelaskan adalah melaui ilustrasi di atas. Keislaman dan Keilmuan adalah Identitas Aktivis IPM. Kekaderan berelasi ke Persyarikatan, Umat dan Bangsa. Kemanusiaan adalah aksiologi dari GPB. Dan Isu Global (MEA, SDGs, 4.0, Post Milineal, dll) berada di kulit terluar. Tetap teguh dan istiqomah kepada jalan surga ini. Mari kita jaga bersama ke otentikan dari IPM hingga akhir hayat. Nuun, Wal Qolami Wamaa Yasthuruun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun