Malang, Senin (11/11/2024) dan Senin (25/11/2024) -- Tim Pengabdian Kelompok 1 Mata Kuliah PKN Universitas Negeri Malang mengadakan program pengabdian masyarakat di TK As Salam, Malang. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial-emosi pada anak usia dini dengan pendekatan edukatif dan kreatif. Kegiatan berlangsung dalam dua tahap, yakni wawancara awal dan implementasi pembelajaran berbasis permainan.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh isu lemahnya kemampuan sosial-emosi pada anak usia dini yang berpotensi memicu tindakan kekerasan, seperti bullying. Jika tidak segera ditangani, masalah ini dapat berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak dan hubungan sosialnya. Melalui kolaborasi dengan pihak sekolah, program ini dirancang untuk memberikan solusi nyata yang relevan dengan kebutuhan anak-anak.
"Kami memilih TK As Salam karena melihat potensi kerja sama yang baik antara pihak sekolah, anak-anak, dan orang tua. Kami ingin membantu anak-anak memahami perilaku positif sejak dini melalui pendekatan yang menyenangkan," ujar Ahmad Fauzan, salah satu anggota tim pengabdian.
Tahap Pertama: Wawancara untuk Memahami Masalah
Pada 18 November 2024, kegiatan pengabdian dimulai dengan wawancara singkat terhadap anak-anak di TK As Salam. Tim pengabdian ingin mengetahui latar belakang masing-masing anak, termasuk faktor-faktor yang berpotensi menjadi penyebab perilaku kekerasan.
Dari wawancara ini, ditemukan bahwa 80% anak sudah mampu membedakan perilaku baik dan buruk. Temuan ini menjadi dasar penting untuk merancang pendekatan yang sesuai pada tahap berikutnya. "Meski banyak yang sudah memahami konsep baik dan buruk, masih ada beberapa anak yang memerlukan bimbingan lebih lanjut, terutama dalam mengelola emosi mereka," tambah Fauzan.
Tahap Kedua: Edukasi Lewat Sosialisasi Mengenai Perilaku Positif dan Permainan Menggambar.
Pada 25 November 2024, tim kembali untuk memberikan sosialisasi perilaku baik melalui pendekatan kreatif. Kegiatan dimulai dengan pemutaran video dari seri edukasi "Nusa & Rara" yang berisi nilai-nilai positif. Setelah menonton, anak-anak diminta menyebutkan perilaku baik yang mereka lihat dalam video tersebut. Selanjutnya, anak-anak diajak berdiskusi tentang pengalaman mereka dalam membantu teman atau keluarga, yang memberikan pemahaman praktis mengenai perilaku positif.
Untuk memastikan pemahaman, anak-anak kemudian menggambar perilaku baik yang mereka lakukan sehari-hari. Hasil gambar ini diolah menjadi animasi sederhana yang langsung diproyeksikan, menciptakan suasana menyenangkan dan membangun rasa bangga pada diri anak-anak. Metode ini dirancang untuk meningkatkan kreativitas anak sekaligus membangun pemahaman visual mengenai pentingnya tindakan baik.