Mohon tunggu...
Ahmad Badruddin
Ahmad Badruddin Mohon Tunggu... Pekerja -

Membagi waktu untuk berpikir, bekerja, bicara dan diam serta meniatkan semua untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Komentar Melebihi Batas Pengetahuan: Kasus Membaca Al Qur’an

30 Desember 2015   15:11 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Fenomena kebebasan berekspresi membuat orang banyak bicara, berkomentar melebihi batas keilmuannya. Yang tepat didepan saya  adalah komentar tentang bacaan Al Qur’an dengan lagu (yang dikenal umum dengan MTQ) disamakan dengan nyanyian Al Qur’an. Terhitung beberapa kali saya menerima “masukan” seperti itu, yang kayak nyanyi, orangnya jadi sombong, tidak ada tuntunannya. Namun ketika di telisik lebih jauh ternyata yang berkomentar seperti itu maaf. tidak bisa membaca Al- Qur’an dengan tajwid. Ibarat di dapur belum bisa membuat kue manis yang citarasa yang pas tapi sudah berani berkomentar kalo orang yang bisa membuat kue dengan lezat dengan hiasan yang indah itu tidak baik, merusak kue, orangnya sombong dan lain-lain.

Membaca Al Qur’an haruslah benar karena berhubungan dengan arti/makna yang terkandung dari ayat tersebut. Membaca Al Qur’an dengan benar  dikenal dengan tartil (tartil: memenuhi kaidah tajwid, sifat huruf, tempat keluar huruf dan bacaan yang tidak biasa; ghorib)

Membaca Al Qur’an haruslah dengan estetika yang bagus. Dengan suara yang bagus, dengan nada yang bagus yang otomatis haruslah sudah selesai dengan roti manisnya maksudnya membaca Al Qur’an sudah harus bisa dengan tartil; sesuai kaidah membaca Al Qur’an. Setelah itu memperindah dengan hiasan yang cantik. Bukankah kue dengan hiasan yang indah akan lebih mahal dibanding yang tanpa hiasan? Dengan asumsi kue manisnya sudah pas rasanya. Apalagi kue manis yang pas disertai dengan hiasan indah dibanding kue manis yang rasanya ga pas… tentu jauh dan tidak bisa dibandingkan.

Andai saya ketemu dengan orang yang “memberi masukan” tentang rusaknya bacaan al Qur’an karena lagu. Saya ingin katakan “saya mau belajar pada anda ttg membaca Al Qur’an…tapi bila ternyata anda tidak bisa baca Al Qur’an, lebih baik diam dan ayo belajar bareng dengan saya”. Cukuplah debat yang tidak berujung dihentikan sampai disini.

 

Al Qur’an dan Tajwid

Pada Jaman Rasulullah SAW belajar Al Qur’an dengan mendengarkan malaikat Jibril dan menirukannya sampai benar  kemudian diajarkan kepada sahabat diajarkan dengan cara talaqqi, murid mendengarkan guru membaca kemudian menirukan sampai benar. Al Qur’an juga ditulis dikulit hewan, daun dll. Setelah  Al Qur’an dibukukan pada masa khalifah Ustman Ra. Al Qur’an masih diajarkan dengan talaqqi, guru membaca, murid menirukan dan meghapalkan kalau bisa. Jaman berkembang sehingga ulama ahli baca Al Qur’an merumuskan hukum bacaan. Dan membuat metode berjenjang cara baca Al Qur’an dari a ba ta sd lancar membaca Al Qur’an. Jadilah sekarang kita jarang menemukan orang baca Al Quran dengan talaqqi tapi berjenjang dari a ba ta sd lancar dengan metode baca yang beragam.

Al Qur’an dan Qiraat Sab’ah

Tercatat ada tujuh qiraat (dialek) yang sampai ke rasulullah yaitu:

  1. Ibnu ‘Amir

Nama lengkapnya adalah Abdullah al-Yahshshuby. Beliau seorang Qadhi ( hakim ) di Damaskus pada masa pemerintahan Walid ibnu Abdul Malik. Pannggilannya adalah Abu Imran. beliau adalah seorang tabi’in. belajar qira’ah dari Al-Mughirah ibnu Abi Syihab al-Mahzumy dari Utsman bin Affan dari Rasulullah SAW. Beliau Wafat di Damaskus pada tahun 118 H.

Perawi Ibnu 'Amir : Hisyam dan Ibnu Dzakwan.

  1. Ibnu Katsir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun