Ketika anak masih kecil bukanlah masa pembebanan atau pemberian kewajiban, tapi merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan. Sehingga ketika mereka sudah memasuki masa dewasa, yaitu pada saat mereka mendapatkan kewajiban dalam beribadah dan segala jenis ibadah yang Allah wajibkan dapat mereka lakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena sebelumnya mereka sudah terbiasa melakukan ibadah-ibadah tersebut.Â
Pada saat anak melakukan salah satu ibadah itu, secara tidak disadari, ada dorongan kekuatan yang membuat dia merasa tenang dan tentram terasa adanya ikatan batin antara dia dan sang pencipta, ibadah shalat misalnya, akan mendorong anak untuk tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Ibadah shalat adalah salah satu bentuk ibadah yang diwajibkan Allah kepada setiap muslim dan muslimah. Dalam hal ini Luqman pernah menyuruh anaknya mendirikan shalat untuk mewujudkan hubungan yang tak terputus dengan Allah Swt. Allah Swt berfirman:
Artinya : "Hai anakkku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu." (Q.S. Luqman : 17).
Al-Maraghi menafsirkan ayat tersebut yang dimaksud dengan mendirikan shalat dalam ayat tersebut ialah mengerjakan shalat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhai Allah. Karena dalam shalat itu terkandung ridha Allah, sebab orang yang mengerjakan shalat berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan dalam shalat terkandung pula hikmah lain, yaitu mencegah orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan munkar. Allah berfirman:
Artinya : "Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar." (Q.S. Al-Ankabut : 45).
- Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak berkaitan erat dengan pendidikan keimanan. Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam ajaran islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan keimanan seseorang yang baik keimanannya, maka akan baik pula akhlaknya. Karena tujuan tertinggi pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak. Dan ini dapat dibuktikan bahwa Rasulullah Saw di utus kedunia ini untuk menyempunakan akhlak. Allah Swt berfirman:
Artinya : "Sesungguhnya telah ada pada diri Rsulullah itu suri tauladan yang baik bagimu..........."( Q.S. Al-Ahzab: 21). Dalam firman Allah yang lain :
Artinya : "Sesungguhnya engkau berada dalam akhlak yang mulia." (Q.S. Al-Qalam: 4).
Bertitik tolak dari ayat diatas Nabi Muhammad Saw adalah merupakan teladan yang baik bagi orang tua dalam pendidikan terhadap putra putrinya, atau bagi setiap umat muslim. Keteladanan dan kepribadian beliau dapat dicontoh dari seluruh umat manusia, karena beliau telah diberikan segala macam sifat terpuji oleh Allah Swt.
Sebagaimana halnya masalah ibadah, masalah akhlak pun harus diberikan dan dibiasakan semenjak kecil kepada anak. Teori keilmuan saat ini yang beraneka ragam belum menjamin seorang dapat mengamalkan peribadatan dan akhlak dengan baik dan benar tanpa dibarengi dengan pengamalan berupa pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti berbakti kepada kedua orang tua, berkata benar, dapat dipercaya, menolong orang yang membutuhkan bantuan, menghormati tamu, berbuat baik kepada tetangga, dan menyayangi seluruh mahkluk Allah Swt.
- Kesimpulan