regenerasi petani muda menjadi permasalahan utama dalam keberlanjutan pertanian di Indonesia. Mayoritas para petani berada pada rentang usia lanjut, sehingga regenerasi petani muda menjadi urgensi yang harus segera diimplementasikan. Untuk mengatasi tantangan ini, sebuah program inovatif telah diadakan oleh tim KKN-TI IPB 2023 Desa Sumbertempur dengan Peserta siswa SDN 1 Sumbertempur.
(7-25 Juli 2023), Desa Sumbertempur - Saat ini,Program ini bertujuan untuk mengenalkan dan menginspirasi generasi muda tentang potensi desa dan pentingnya kegiatan bertani sejak dini. "Pembentukan petani muda harus dimulai sejak usia anak-anak. Kami ingin meningkatkan minat mereka dalam kegiatan bertani dan menciptakan kesadaran akan peran penting petani dalam kehidupan," kata Amelia Harnum, Koordinator Program Regenerasi: Petani Cilik.
Dalam program ini, dilaksanakan sosialisasi edukasi pertanian secara interaktif untuk mengajarkan para siswa tentang peran penting petani, teknik bertani yang baik, dan cara membuat pupuk organik. Para siswa terlihat antusias saat melakukan penanaman bibit sayuran di lahan yang telah disiapkan. Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk belajar cara mengecat pot dan menanam benih bunga di dalamnya. Salah satu momen menarik adalah ketika siswa diajarkan untuk membuat pupuk organik cair dari air sisa cucian beras. Mereka belajar bahwa limbah sisa dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk yang ramah lingkungan, mengurangi limbah, dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Pak Lasman, seorang guru SDN 1 Sumbertempur, menyampaikan, "Program ini sangat bermanfaat bagi para siswa. Mereka tidak hanya belajar tentang pertanian, tetapi juga mengerti betapa pentingnya peran petani dalam menjaga ketersediaan pangan dan lingkungan." Dari kegiatan yang dilakukan, tercapai beberapa hasil yang membanggakan. Para siswa menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara penanaman dan pemeliharaan tanaman. Mereka juga semakin mengetahui peran petani dan kebermaknaan pentingnya profesi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Ibu Kepala Sekolah merasa bangga dengan partisipasi dan pencapaian para siswa dalam program ini. "Mengenalkan pertanian pada usia cilik adalah langkah bijaksana untuk memastikan masa depan pertanian yang berkelanjutan di desa kami. Saya berharap para siswa yang berpartisipasi dalam program ini akan menjadi agen perubahan dan penggerak utama untuk pertanian yang lebih maju dan lestari."
Harapannya ke depan, program ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi Desa Sumbertempur. Membentuk kebiasaan untuk memanfaatkan lahan yang kurang produktif untuk ditanami oleh berbagai jenis tanaman sayuran. Dengan demikian, dapat meningkatkan produktivitas dan ketersediaan pangan di daerah tersebut. Selain itu, dengan adanya pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair, harapannya desa tersebut juga berhasil mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan.Â
Dengan suksesnya program ini, diharapkan langkah-langkah serupa akan diadopsi di desa-desa lainnya di Indonesia. Regenerasi: petani cilik menjadi sebuah komitmen bersama untuk menghadapi tantangan pertanian di masa depan. Dengan pendidikan, pengalaman, dan kesadaran yang tinggi, generasi muda Indonesia siap menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian.