Suatu saat nanti
Aku ingin melihatmu
Di setiap pagi dan malamku
Seperti mentari yang mengiringi langkahku menemui cahaya
dan, rembulan yang menghangatkan dikala mata mulai remang
Melihatmu tersenyum
Sudah cukup bagiku
Tak perlu kau bicarakan segalanya
Aku bisa menafsirkanmu
Seperti senar gitar yang kupetik, aku paham dengan bunyinya tanpa perlu melihat jemari itu menari
Suatu saat nanti
Kaulah yang menjadi tempat kembali
Setelah berpeluh sepanjang hari
Kau mungkin menanti
Atau, kau turut merangkai hari
Suatu saat nanti
Tak ingin aku kedipkan mata
Agar makin bertambah nikmat
yang sudah Tuhan berikan
Bagai waktu yang tak terlihat
namun terlintas sepanjang hayat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H