Ku terima hidup di dunia yang fana
walau sering dipenuhi duka
di hati
Dimana tempat yang benar tentram
selain di rumah
di rumah, di rumah, di rumah
Utuslah juru selamat yang paham
betapa sesaknya hati
Suaranya sunyi
Tak keluar lagi bunyi
Tunjukkan dimana tempat yang benar tentram
Aku tak menemukannya jua
Selain di surga
di surga, di surga, di surga
Seorang nenek datang sendiri
Menemui malaikat maut
Malaikat bingung, dalam daftar kematian nenek ini belum ada namanya
Apa kabar, Nek? Ada perlu apa? Datang kesini naik apa? Sama siapa? Anaknya dimana?
Ada yang mengalir lambat tipis sekali mengikuti alur keriput di pipi Izrail
Walaupun malaikat, Izrail tak kuasa untuk memenuhi hajat si nenek
Angin kencang menyingkap jubah Izrail
dalam tatapannya yang tajam sesekali melirik daftar nyawa yang akan dicabut
Izrail mengantarkannya pulang sambil menangis
tak sedesirpun bunyi keluar dari mulutnya
Ketika sampai depan rumah
Anak-anaknya tak ada yang melirik
tak ada yang menanyakannya
tak ada yang mencarinya
Dua mobil tiga motor tergeletak di halaman depan
tak ada satupun dipakai untuk mengantarkan ibunya
Manusia dan kepentingannya, apa guna materi
Jika ternyata di dalam lorong yang gelap, seorang ibu meminta untuk disuntik mati
Betapa sunyi, betapa sepi, mata selalu sembab setiap hari
Di atas kasur dari bulu singa, bantal guling dari kulit macan
tetap saja sepi yang dirasakan
Aku membacanya di balik ilalang, ada seorang nenek datang ke puskesmas meminta untuk disuntik mati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI