Mohon tunggu...
Ahmad Arpan Arpa
Ahmad Arpan Arpa Mohon Tunggu... Freelancer - Filsuf

Alumnus Unindra-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Writer Enthusias, a ghost writer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peluru

26 Maret 2023   15:34 Diperbarui: 26 Maret 2023   15:46 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika suatu saat hidup dipenuhi kata-kata semu
Jangan larang pena-pena berdarah
Langit sepanjang waktu mengabu
Sandyakala menunjukkan wujudnya

Buah yang matang selalu berbiak baik
Dipupuki wahyu Tuhan
Disemai kasih sayang
Disirami kejujuran

Pada buah yang tembuhuk
Gerombolan petani mengingatkan
Namun, dipetik tembakan
Air liur berjatuhan
Kentut pun berletupan
Kaleng dan batu saling bersahutan

Baca juga: Gas Angin Mata

Baca juga: Gemercik Gerimis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun