Mohon tunggu...
Ahmad Arpan Arpa
Ahmad Arpan Arpa Mohon Tunggu... Freelancer - Filsuf

Alumnus Unindra-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Writer Enthusias, a ghost writer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Anak Nakal

7 Februari 2023   08:09 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diam-diam ia berpikir
Dunia seluas ini apakah hanya berisi hakim
Ruang kelas bak pengadilan anak
Tiba-tiba para iblis memegang kunci surga
Tuhan dipaksa turun ke bumi
Menjadi saksi sesuatu yang tak dipahami

Ia disambut teman-temannya setiap pagi
Pada sore hari orang tua temannya menyambitnya
Tak ada salah di benaknya
Yang ada hanya penilaian keliru
Kebodohan, kenakalan, dan percobaan hanyalah gincu bagi para pebisnis pendidikan
Ia hanya belum mendapatkan guru yang tepat
Ia hanya mencari lingkungan yang sehat

Ia mendengar kecoa bertudung
Melarang anaknya mendekat
Namun, anaknya tetap nekat
Ia tak permasalahkan itu
Kita hanya imigran mencari suaka di bumi
Kenapa merasa paling suci jika masih bersikap hewani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun