Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Ayoo Budayakan Minum Susu

1 Juni 2016   22:05 Diperbarui: 1 Juni 2016   22:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ayooo minum susu!!! Ya, peringatan Hari Susu Nusantara merupakan momentum untuk kita meningkatkan konsumsi susu segar nasional. Seperti yang kita ketahui, saat ini konsumsi susu masyarakat Indonesia masih terendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.

Di Indonesia baru sebanyak 12 liter per kapita per tahun, ini jelas masih jauh di bawah Malaysia (50,9 liter per kapita per tahun), India (47,1 liter per kapita per tahun), Singapura (44,5 liter per kapita per tahun), Thailand (33,7 liter per kapita per tahun) dan Filipina (13,7 liter per kapita per tahun). Rendahnya konsumsi susu segar nasional diakibatkan karena kebiasaan minum susu yang belum membudaya.

Hal ini jelas tanpa sebab, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia juga masih termasuk negara mengimpor susu sebanyak 214 juta kilogram yang diperkirakan menyetor devisa hingga 864 juta dolar AS. Wah, gede juga, ya ini juga dikarenakan di Indonesia sendiri peternakan sapi perah dan produksi susu sapi segar nasional masih sangat mengkhawatirkan. Betapa tidak, produksinya baru mampu memenuhi sekitar 18 persen dari kebutuhan susu nasional.

Dari sensus Pertanian yang dilaksanakan oleh BPS diperoleh data populasi sapi perah turun drastis menjadi 444 ribu, termasuk sapi jantan. Jumlah sapi perah betina diperkirakan hanya sekitar 300 ribu ekor dan yang laktasi sekitar 200 ribu ekor. Terdapat sekitar 100 ribu peternak sapi dengan  skala pemilikan dua hingga empat ekor per peternak.

Melihat kondisi tersebut, sebenarnya Dewan Persusuan Nasional (DPN) telah meminta pemerintah segera mengambil langkah nyata. Di antaranya, segera menerbitkan payung hukum setara Perpres sebagai pengganti Inpres  No 2/1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan.

Subsidi harus dilakukan, mengingat harga sapi perah impor berada pada kisaran 35-40 juta per ekor. Program tersebut sekaligus berguna meningkatkan skala pemilikan sapi menuju skala ideal secara bertahap.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri untuk susu olahan saat ini sekitar 3,8 juta ton (setara susu segar). Dari dalam negeri, hanya mampu memasok bahan baku susu segar 798 ribu ton (21 persen), sehingga sebagian besar masih harus diimpor, yakni tiga juta ton (79 persen).

Selain itu, peningkatan populasi sapi perah melalui impor perlu dilakukan. Teknisnya menggunakan pola subsidi sekurang-kurangnya Rp 20 juta per ekor Pembangun pabrik pakan ternak juga jangan luput dari sorotan. Pabrik dapat dibangun di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk memproduksi complete feed.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun