Era revolusi industri 4.0 merupakan era yang ditandai dengan adanya revolusi digital yakni kombinasi berbagai teknologi. Di era ini mengurangi aktivitas dan komunikasi secara fisik karena dengan semakin canggihnya teknologi sehingga semua berubah dari manual menuju serba digital yang berdampak signifikan terhadap berbagai lini kehidupa masyarakat, termasuk pada dunia pendidikan.
Kepemimpinan dalam pendidikan Islam melibatkan lebih dari sekadar administrasi dan manajemen. Ini mencakup pengarahan spiritual, moral, dan intelektual untuk memperkuat identitas Islam dan nilai-nilai dalam pendidikan. Seorang pemimpin pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip agama dalam pengambilan keputusan, menciptakan budaya sekolah yang mendukung nilai-nilai Islam, serta memberikan contoh yang baik dalam praktik-praktik sehari-hari. Selain itu, kepemimpinan pendidikan Islam juga melibatkan pembinaan hubungan yang kuat dengan stakeholder, baik dalam komunitas Muslim maupun masyarakat umum, untuk memastikan pendidikan yang holistik dan relevan dengan tuntutan zaman.
Apabila kepemimpinan pendidikan islam tidak bisa beradaptasi dengan era yang serba digital ini, maka pendidikan islam akan semakin tertinggal. Maka dari itu diperlukan adanya reformulasi yakni melalui langkah langkah seperti pola pikir, pendirian, dan menciptakan. Maka dengan adanya reformulasi tersebut para pemimpin pendidikan islam akan mampu memberikan terobosan-terobosan ide atau apapun bagi pengembangan pendidikan islam diera 4.0.
Kepemimpinan pendidikan islam ini juga perlu didukung pula dengan penguatan terhadap usernya, strategi, penguatan teknologi informasi dan komunikasi yang berlandaskan pada nilai- nilai keislaman sehingga pendididkan islam mampu menjawab apa yang menjadi harapan dan kebutuhan masyarakat.
Reformulasi kepemimpinan pendidikan Islam di era 4.0 juga membutuhkan perluasan wawasan kepemimpinan dengan memperhatikan konteks global, mempromosikan pendekatan yang inklusif dan berbasis pada nilai-nilai Islam yang universal, serta memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan Islam bagi semua kalangan masyarakat. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan keberanian berinovasi dan mengadaptasi metode pembelajaran yang relevan dengan tuntutan zaman, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal dalam pendidikan Islam.
Selain itu, reformulasi kepemimpinan pendidikan Islam di era 4.0 perlu mengutamakan pengembangan kurikulum yang responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengintegrasikan pembelajaran berbasis keterampilan 4.0 seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran kritis dalam konteks keislaman. Pemimpin pendidikan Islam juga perlu menjadi fasilitator bagi pengembangan karakter dan kepribadian yang kokoh, serta memperhatikan aspek spiritualitas dan keberagaman dalam pengelolaan sekolah dan lembaga pendidikan Islam.
Kesimpulan, reformulasi kepemimpinan pendidikan Islam di era 4.0 adalah suatu kebutuhan mendesak yang memerlukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Hal ini melibatkan perluasan wawasan kepemimpinan, integrasi teknologi dalam pembelajaran, pengembangan kurikulum yang responsif, serta peningkatan kompetensi kepemimpinan digital. Penting juga untuk memperhatikan nilai-nilai Islam yang universal, mempromosikan inklusivitas, dan mempertahankan nilai-nilai tradisional sambil berinovasi dalam pendidikan Islam. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pendidikan Islam dapat tetap relevan dan bermanfaat dalam menyongsong tantangan dan peluang di era 4.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H