Tapi semuanya berubah sejak masa pandemi ini datang. Ruang-ruang seminar terbuka lebar di dunia maya dan bisa dilakukan dan dikreasi oleh siapa saja.Â
Tak perlu lagi bergantung kepada pemilik otoritas untuk membuat acara, para jelata pun bisa membuat panggungnya sendiri dan mengundang para ahli sebagai pembicara. Pelaksanaannya tak harus lagi di ruang khusus. Hanya cukup sebuah aplikasi dan gawai para peserta bisa terkumpul dalam sekejap.
Bekerja dari rumah juga memberi waktu luang kepada para ahli untuk bisa membagi ilmunya. Beberapa bulan terakhir saya mengikuti webinar dari para pakar yang sudah malang melintang puluhan tahun di bidang energi. Beberapa orang mantan menteri, mantan pembesar perusahaan besar di Indonesia, dosen-dosen ahli dan para peneliti.
Di lain pihak saya juga berkesempatan mendengar langsung para praktisi yang saat ini bekerja di banyak industri energi membagikan pengalamannya. Beberapa orang sedang membawakan materinya dari negeri yang jauh, yang saya pastikan dia akan jetlag dulu sebelum bisa membawakan materi kalau di undang memberikan ceramah di Jakarta.
Mereka semua turun, berbagi dan nampak sangat bersemangat. Para pencari ilmu juga demikian. Pengetahuan yang mereka bagikan selama ini terpendam karena tak semua para ahli memiliki platform untuk membagikan pengetahuannya.Â
Tak semua punya akun Youtube, tak semua sering menulis di media atau di blog. Tak semua juga punya akses ke media dan institusi-institusi resmi. Tapi sekarang mereka punya waktu, punya tempat, juga punya audiens yang mau mendengar.
Ilmu Pengetahuan Kembali Dihargai
Di sisi lain, Covid-19 menyadarkan kita pentingnya mengutamakan pengetahuan sebagai tolok ukur dalam mengambil keputusan dan tindakan. Kita tahu, sudah terlalu sering masalah di negara kita dianggap bisa diselesaikan dengan tiga hal. Pertama dengan unjuk rasa, kedua dengan deklarasi, ketiga dengan survei.
Demo berjilid-jilid di jalan juga tak akan membuat virus ini gentar. Unjuk rasa mungkin bisa mengubah keputusan manusia, menaikkan gaji atau mendorong disahkan atau tidak disahkannya sebuah aturan. Tapi tak bisa dia menggugah perasaan virus. Karena seperti kata Yuval Noah Harari, makhluk selain manusia tak punya kesadaran bersama, juga tak percaya janji-janji sehingga tak bisa dibujuk.
Saat pandemik ini mulai berlangsung, kita akan dengan mudah menemukan di Youtube, sebuah komunitas yang mendeklarasikan kesiapan menghadapi Covid-19 lengkap dengan yel-yel, berteriak mengepalkan tangan, dan dilakukan di sebuah ruangan tertutup. Bisa dibayangkan dropletnya meluncur bermeter-meter pada saaat mereka berteriak "Yes, Yes, Yes", dalam jarak yang cukup rapat.Â