Indonesia tempat kita lahir dan dibesarkan ini terletak diatas pijaran magma panas di bawahnya. Sudah menjadi resiko tinggal di daerah cincin api dan terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, akan banyak pergesekan plat tektonik, gempa, letusan gunung berapi, tsunami, dan banyak potensi bahaya lainnya. Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah gempa bumi dengan kekuatan diatas 4 pada skala Richter yang terbanyak, yaitu rata-rata lebih dari 400 kali per tahun. Terdapat 129 gunung berapi di Indonesia, diantaranya ada 17 yang masih aktif. Belum lagi gempa dan letusan gunung berapi yang menyebabkan tsunamipun sering kali terjadi. Konon, sejak tahun 1600, selama kurun waktu 400 tahun, telah terjadi 100 kali tsunami yang menimbulkan korban lebih dari 340 ribu orang meninggal. Pada tahun 2010 saja telah terjadi letusan Gunung Merapi, tsunami Mentawai, letusan Gunung Bromo, letusan Gunung Sinabung, serta gempa bumi di Aceh, Papua dan Sulawesi Barat. Namun dibalik bahaya tersebut ada begitu banyak berkah dibaliknya, salah satunya adalah Panas Bumi. Kabar baiknya adalah Indonesia adalah negara dengan cadangan Panas Bumi terbesar di dunia.
SEKILAS TENTANG PANAS BUMI
Energi Panas bumi adalah menggunakan panas dari dalam bumi. Orang-orang memanfaatkan energi panas bumi untuk memproduksi listrik, memanaskan rumah dan bangunan serta untuk penyediaan air panas untuk berbagai keperluan. Sejak jaman dahulu, orang-orang Romawi, China dan Asli Amerika menggunakan air panas (spring water)untuk mandi, memasak, pemanasan. Saat ini air panas digunakan untuk memanaskan gedung, keperluan pertanian dan industri.
Sebagaimana dijelaskan oleh The Need Project (2009) , inti bumi terletak hampir 4.000 mil (6.400 km) dibawah permukaan bumi. Lapisan inti terdiri atas lapisan besi cair yang mengelilingi besi padat dipusatnya. Temperatur inti sekitar 5000 s.d 11.000 derajat Fahrenheit (2760 – 6093 derajat celcius). Di sekililing inti ini terdapat mantel, terdiri atas batuan dan magma. Tebalnya sekitar 2800 km. Dibagian paling luar dari lapisan bumi adalah kerak bumi, bentuknya seperti cangkang telur tapi terpecah-pecah dalam beberapa bagian yang disebut lempengan.
Bagian dalam Bumi (the need project)
Lempengan ini (terdiri atas lempengan benua dan samudra) bergerak dan bertumbukan satu sama lain dengan laju sekitar 1 inch per tahun. Proses ini dapat menyebabkan kerak menjadi retak, patah atau menipis yang menyebabkan magma naik ke kerak. Magma dapat mencapai permukaan dan membentuk gunung berapi, tetapi sebagian besar tetap berada di bawah tanah. Butuh waktu ribuan hingga jutaan tahun untuk mendinginkan magma ini dengan menyalurkan panasnya ke batuan disekitarnya. Di daerah berair di bawah tanah, magma dapat meresap melalui celah batu, air kemudian memanas dan dapat bersirkulasi kembali permukaan dan menjadi air panas, endapan lumpur, atau terperangkap dibawah tanah membentuk cadangan panas bumi dalam (deep geothermal reservoirs).
ENERGI PANAS BUMI INDONESIA
Sebagian besar aktifitas geothermal ditemukan di area berbentuk tapal kuda sepanjang 40.000 km yang dikenal dengan Cincin Api (Ring Of Fire) yang mengelilingi Pasifik melewati Indonesia, Filipina, Jepang, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Peta Cincin Api (pubs.usgs.gov)
Menurut data International Geothermal Association Tahun 2010, paling sedikit 25 negara telah menggunakan energi panas bumi untuk pembangkit listrik dengan total daya terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di seluruh dunia adalah sebesar 10.716,7 MW. Meskipun Indonesia memiliki cadangan terbesar tapi pemanfaat panas bumi terbesar di dunia adalah Amerika Serikat dengan 3.093 MW dan Filipina dengan 1.904 MW, Indonesia berada di urutan ke-3. Laju perkembangan kapasitas pembangkitan PLTP di Indonesia meningkat sejak Tahun 1990 yang hanya 144,8 MW menjadi 1197 MW artinya dalam dua dekade telah meningkat lebih dari 8 kali lipat dibanding sebelumnya, sementara Filipina hanya mengalami peningkatan dari Tahun 1990 sebesar 891 MW menjadi 1909 MW pada tahun 2000, sejak itu PLTP di Filipina praktis tidak mengalami perkembangan berarti, namun demikian pemanfaatan panas bumi di Filipina telah mencapai 27% dari total produksi listrik nasionalnya .
Sumber panas bumi yang tersimpan dalam perut bumi Indonesia terbagi dalam dua kelompok. Pertama adalah sumber panas bumi yang berada dalam jalur vulkanik. Sumber panas bumi ini tersebar sejak dari pulau Sumatera, Jawa, Bali,NTB, NTT, Sulawesi Utara hingga Maluku Utara. Sedang yang kedua adalah sumber panas bumi non vulkanik yang tersebar di pulau Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua. Secara keseluruhan potensi panas bumi, baik berdasarkan jalur vulkanik maupun non vulkanik, berada di paling sedikit 251 daerah di Indonesia.
Potensi energi panas bumi di Indonesia mencapai 27 GW, sementara kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi pada tahun 2010 sebesar 1.189 MW (sedikit berbeda dengan data IGA), atau hanya sekitar 4% dari cadangan yang tersedia. Sampai saat ini sebagian besar cadangan energi tersebut belum termanfaatkan, kita masih bergantung pada minyak dan gas yang harganya meningkat setiap tahun. PLTP yang sudah beroperasi diantaranya PLTP Sibayak (12 MW), Salak (375 MW), Wayang Windu (227 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Dieng (60 MW) serta Lahendong (60 MW).