Mohon tunggu...
Ahmad Ali Husain
Ahmad Ali Husain Mohon Tunggu... -

saya hanya sekedar menjadi peran kecil dalam sandiwara Tuhan sang Mahasutradara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pentas yang Tertunda

25 Maret 2011   17:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:26 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu ketika….
Panggung nan porak poranda
semua crew tlah binasa
sebuah pentas telah usai dengan terpaksa..

Sejenak tetegun menuggu waktu…
manakala senja kembali menyapa
mempersiapkan diri membangun pesta
sebuah pertunjukan nyawa..

Kukumpulkan batang sebatang kayu
Kurangkai helai sehelai benang
Kurenda biji perbiji manik manik
Untuk pentasku

Sembari menunggu senja…
yang menelan sang surya ke dalam teduhnya malam
Ku berikan tarian2 pentasQ di kolong langit
Yang menjadikan aku bak debu yang terurai…

Sembari menunggu dirimu
untuk menerangi petasku
melanjutkan cerita yag masih misterius
dari Sang Maha Sutradara
hingga kelak pentas ini benar2 usai karena ruh tak kuasa ku tahan

sebuah puisi singkat untuk seseorang yang lama kukenal sebagai si "Jepit Orange" ..... dia banyak memberi inspirasi. Dia bak lentera kecil yang menghangatkan relung kehampaan di dalam hati saya.... Trima kasih tak hingga untuknya... dan aku akan senantiasa berusaha untuk kembali berdiri dari keterpurukanku untuk kelak dapat melanjutkan cerita ni bersamanya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun