Mohon tunggu...
Ahmad Al Ghiffari
Ahmad Al Ghiffari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Bandung

Menyukai hal yang berbau filsafat dan Sejarah,dan juga suka dalam mempelajari bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Baiduzzaman Said Nursi: Menafsirkan Islam untuk Zaman Kontemporer

10 Desember 2023   19:30 Diperbarui: 10 Desember 2023   20:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Badiuzzaman Said Nursi  (sumber : www.risaleenglish.com ) 

Badiuzzaman Said Nursi adalah seorang tokoh intelektual dan spiritual dalam dunia Islam yang dikenal karena pemikirannya yang moderat dan relevan dengan zaman modern. Nursi memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan pemikiran Islam modern, terutama dalam upayanya untuk menyatukan ilmu pengetahuan dan agama, serta mempromosikan toleransi dan perdamaian. Karya tulis Nursi yang luas dalam bidang tafsir, fikih, dan tasawuf mencerminkan pemikirannya yang holistik terhadap Islam.

Badiuzzaman Said Nursi lahir pada tahun 1877 di desa Nurs, Turki, dalam keluarga yang taat beragama. Pada masa kehidupannya, Turki sedang mengalami perubahan sosial dan politik yang signifikan, termasuk runtuhnya Kekaisaran Utsmaniyah dan berdirinya Republik Turki modern di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatrk. Faktor-faktor ini mempengaruhi pembentukan pemikiran Nursi, yang mencerminkan keinginannya untuk memahami peran Islam dalam konteks modern.

Pendidikan Nursi juga memainkan peran penting dalam pembentukan pemikirannya. Ia belajar di berbagai madrasah dan memperoleh pendidikan agama yang kuat, namun juga memiliki minat yang besar dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Pengalaman hidup Nursi, termasuk penahanan dan pengasingan politik, juga memengaruhi pemikirannya dan membuatnya semakin yakin akan pentingnya perdamaian, toleransi, dan pendidikan dalam masyarakat Islam.

 Biografi Badiuzzaman Said Nursi

              Said Nurs, atau lebih dikenal sebagai Bedizzaman Said Nurs, lahir pada tahun 1876 di Nurs, sebuah desa kecil di provinsi Bitlis di Turki timur. Sebagai anak tengah dari tujuh bersaudara, ia dibesarkan dalam keluarga petani Kurdi yang saleh dan sederhana. Nurs tumbuh dalam harmoni yang erat dengan alam, sadar dan ingin tahu tentang lingkungannya. Ia dianggap sebagai anak yang cerdas, dan dalam waktu singkat ia menghafal manual-manual ilmu pengetahuan klasik Islam. Prestasi akademisnya yang luar biasa membuatnya mendapat gelar "Bedizzaman," yang berarti "keajaiban zaman".

Nurs menerima pendidikan formal dasarnya dari para sarjana terkemuka di wilayahnya. Ia menjadi murid yang populer di kalangan guru-gurunya, berkat kecerdasannya yang tinggi dan kemampuan belajarnya yang besar. Ketika mencapai masa remaja, ia tetap menjadi seorang siswa yang antusias dan terus menunjukkan ingatannya yang tajam. Pada usia empat belas tahun, ia menyelesaikan pendidikan madrasah tradisional Turki. Pada usia enam belas tahun, ia sudah mampu berdebat dengan para sarjana terkemuka.

Setelah pendidikan madrasahnya, Nurs belajar ilmu-ilmu fisika, matematika, dan filsafat. Seiring dengan perkembangan ilmunya, ia sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan madrasah tradisional Turki tidak memadai. Ia percaya bahwa dunia sedang memasuki zaman baru yang akan sangat menghargai ilmu pengetahuan dan logika, dan ia merasa bahwa kurikulum teologi klasik tidak cukup untuk menghilangkan keraguan yang mungkin dialami seseorang tentang Al-Quran dan Islam. Nurs selalu berusaha untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan teologi sepanjang hidupnya, melalui tulisannya dan ajarannya. Menurut pandangannya, ilmu pengetahuan fisik modern dan Al-Quran tidaklah bertentangan. Bahkan, ia merasa bahwa ilmu pengetahuan memudahkan orang untuk lebih memahami kebenaran yang terungkap dalam Al-Quran.

Berdasarkan pengetahuannya yang luas, Nurs mengembangkan kurikulum pendidikan Islam yang menggabungkan ajaran teologis dan ilmu pengetahuan modern, yang menurutnya seharusnya disediakan baik di sekolah agama maupun sekolah modern, karena hal ini akan secara bersamaan menghilangkan ketidakpercayaan di satu sisi, dan fanatisme di sisi lain. Ia bahkan mengembangkan rencana untuk mendirikan universitas, yang disebut Medrestu'z Zehra (Madrasah yang Bersinar), di mana kedua disiplin ini akan diajarkan. Pada tahun 1917, ia pergi ke Istanbul untuk mempromosikan rencana tersebut kepada Sultan Abdul Hamid. Selanjutnya, ia mendapatkan dana untuk pembangunan universitas tersebut. Namun, pembangunan hanya sampai pada pondasi bangunan. Pembangunan lebih lanjut dihentikan dengan pecahnya Perang Dunia I.

Pemikiran Badiuzzaman Said Nursi

                     Dalam dunia pendidikan, Said Nursi mulai belajar di madrasah, dan terakhir dia sekolah di Bayazid dengan di bawah bimbingan Syaikh Muhammad Jalali. Di sinilah Said Nursi belajar Nahwu dan sharaf, dan berhasil membaca seluruh buku yang pada umumnya dipelajari di sekolah-sekolah agama. Dalam kesehariannya, dia selalu membaca duaratus halaman buku yang bahasanya sangat sulit dimengerti. Namun demikian, dia mampu memahaminya tanpa harus merujuk pada catatan kaki atau catatan pinggir, dan tanpa dibantu oleh syaikh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun