Tatkala mentari kemarin menyinari
Dan bulan hari ini menerangi
Laksana payung yang menaungi
Aku yang bertemu denganmu
Telah menaruh cinta pada jiwamu
Tak perlu sehari untuk kau kucinta
Karena dengan membayangkanmu pun aku sudah gila
Tak perlu kunanti mentari tuk pergi
Karena sebelum dia datang pun aku sudah mabuk sendiri
Wahai cinta izinkan ku berkisah
Laksana surya hadirmu hangatkan jiwa yang resah
Laksana rasa hadirmu bekaskan kisah nan indah
Laksana senja terencana
Hadirmu padukan duka dan tawa
Senyum ranummu menebar seri
Seakan menyambut rasa tuk mampir dihati
Ragaku membisu
Memandangi paras ranum nan elokmu
Ketika lengkung manis rembulan tergaris di bibirmu
Hati berbisik pada raga
Membalas senyum indahmu pun aku tak kuasa
Tawamu menghapus lara
Mengganti semua dengan cinta
Jangan berhenti menebar rasa
Untuk mengobati hatiku yang terasa hampa
Kuharap kau selalu ada
Temani ku hingga renta
Walau ragamu tak kupunya
Walau ragamu miliknya
Kuharap kau bidadariku di syurga
Puisi ini kusembahkan padamu
Untuk raga yang masih tabu
Untuk hati yang belum menentu
Biarlah cintaku tidur di dasar qalbu
Hening tak berseru
Memadu rindu dan pilu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H