Mohon tunggu...
Ahmad Affandi
Ahmad Affandi Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa IAIN Jember https://www.kompasiana.com/ahmadaffandi

Lakukanlah hal baik semampumu dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidik sebagai Motivator [Part 1]

18 Mei 2020   16:43 Diperbarui: 18 Mei 2020   16:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum. Salam semangat untuk kita semua. Kali ini penulis akan membahas tentang peran guru atau pendidik sebagai motivator. Menjadi motivator merupakan salah satu peran penting bagi pendidik karena dalam proses pembelajaran peserta didik juga butuh motivasi atau dorongan untuk mencapai cita-cita dan keberhasilannya, lebih-lebih saat pandemi corona pada masa ini.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivator adalah seseorang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. Maka dari itu pendidik sangat berperan dalam memotivasi peserta didiknya agar terus semangat belajar dan memahami masalah kehidupan yang akan ia hadapi. Kemudian salah satu sifat yang perlu dipermasalahkan kali ini yaitu sifat malas, sifat ini merupakan salah satu sifat buruk yang terdapat pada diri seseorang (peserta didik) yang menghambat kemajuan dan pengembangan potensi dirinya. Prilaku malas sendiri adalah merupakan suatu keengganan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan yang baik disebabkan beberapa alasan tertentu.


Adapun alasan peserta didik untuk malas melakukan suatu perbuatan baik untuk dirinya maupun orang lain adalah  karena beberapa faktor, yaitu:
1.Faktor Internal
Faktor internal dapat berupa lingkungan pribadi (jasmani dan rohani) maupun bawaan. Faktor ini sangat mempengaruhi pada peserta didik itu akan punya niat belajar atau tidak. Tetapi bisa kita ketahui sekarang ini banyak pesrta didik yang malas untuk belajar yang disebabkan kebiasaan buruk mereka sendiri. Ditambah saat pandemi sekarang pembelajaran dilakukan dengan online sehingga peserta didik banyak yang mengandalkan google untuk menjawab soal tanpa belajar dahulu. 

Salah satu faktor internal yang mempengaruhinya juga bawaan dari sifat orang tua. Orang tuanya yang sering berbuat malas dan tidak mau memberi dorongan kepada anaknya akan mengakibatkan anak itu akan mengikuti sifat orang tuanya. Maka dari itu disarankan kepada orang tua untuk tidak membiasakan kebiasaan malasnya di depan anaknya. Karena hal itu akan mempengaruhi psikomotor mereka untuk berbuat malas. Disinilah pendidik berperan untuk memberi motivasi kepada peserta didik agar selalu semangat dalam menuntut ilmu dan berdiskusi online jika terdapat masalah dalam belajarnya.


2.Faktor Eksternal
Faktor eksternal yatu faktor dari luar pribadi siswa, seperti lingkungan disekitar siswa. Jika siswa mendapatkan lingkungan yang berisi orang-orang yang malas, tidak suka belajar, banyak main game dan lain-lain maka secara otomatis siswa itu akan menirunya karena pengaruh dari lingkungan. Dengan banyak mempunyai teman yang malas dan berandalan maka membuat para siswa itu menjadi menirunya. 

Saat pandemi corona sekarang ini juga mengakibatkan siswa yang lebih suka belajar kelompok tidak dapat berinteraksi dengan temannya untuk  belajar bersama secara langsung sehingga siswa malas untuk belajar sendiri. Permainan game juga mengakibatkan siswa menjadi malas untuk belajar. Apalagi dengan perkembangan zaman sekarang ini, dunia game makin menarik saja karena animasinya yang menjadi sangat bagus dan sangat nyata. Sehingga pendidik dalam memberi motivasi juga dihadapkan dengan tantangan global semacam ini.


Untuk itu pendidik sebagai motivator hendaknya menunjukkan sikap sebagai berikut:
1.Bersikap terbuka, maksudnya bahwa seorang pendidik harus dapat terbuka (mendorong) peserta didiknya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif. Pendidik juga harus memperhatikan keadaan atau permasalahan siswa dengan memberi masukan ataupun tanggapan yang baik sehingga siswa tidak takut menyampaikan pendapatnya.


2.Membantu peserta didik agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya secara optimal sehingga peserta didik terdorong untuk semangat belajar.


3.Pendidik menciptakan hubungan yang serasi dan harmonis dalam interaksi belajar mengajar. Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti murah senyum baik ketika di dalam kelas maupun diluar kelas, ramah, semangat dalam proses pembelajaran, dapat mengendalikan emosi dan lain sebagainya.


4.Menanamkan kepada setiap peserta didik bahwa belajar itu bertujuan untuk mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya agar mudah mendapat pekerjaan, dan dapat membanggakan orang tua serta untuk beribadah kepada Allah SWT tentunya.


5.Menekankan peserta didik agar bersikap aktif karena niat menuntut ilmu seharusnya dapat tumbuh dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Siswa ditekankan bahwa ilmu pengetahuan itu akan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta hal itu tidak akan sia-sia.
Penulis ucapkan mohon maaf dan terima kasih. Tunggu artikel menarik selanjutnya dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. 

https://www.kompasiana.com/ahmadaffandi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun