Assalamualaikum...
Bismillahirrahmanirrahim. Salam semangat untuk semua. Kali ini penulis akan sedikit membahas tentang nilai atau pelajaran yang dapat kita ambil dari seorang pahlawan sekaligus ibu guru bangsa, yaitu Raden Ajeng Kartini.
RA Kartini memiliki nama panjang Raden Ajeng Kartini atau akrab di panggil Raden Ayu Kartini lahir pada 21 April 1879 M. Beliau merupakan putri Raden Mas Adipati Sosroningrat (Bupati Jepara masa itu) dan M.A Ngasirah yang merupakan keturunan tokoh agama Islam di Jepara.
Ibu kita Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri serta sebagai anak perempuan yang tertua. Beliau pernah bersekolah di ELS (Europese Lagere School) dan belajar bahasa Belanda di sana.
RA Kartini menjadi salah satu anak perempuan yang beruntung, karena pada masanya selain keluarga bangsawan dilarang untuk menikmati dunia pendidikan. Beliau banyak di kenang hingga sekarang karena sudah menghasilkan beragam tulisan yang menceritakan isi hatinya dan pemikirannya terhadap emansipasi wanita.
Salah satu karyanya yang terkenal yaitu buku "Dari Kegelapan Menuju Cahaya" (Door Duisternis tot Licht) tahun 1911. Buku ini merupakan kumpulan surat RA Kartini kepada J.H Abendanon, yang kemudian dijadikan buku oleh Abendanon yaitu seorang sahabat ibu Kartini berkebangsaan Belanda.
Selanjutnya pada  tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayu dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Meskipun beliau meninggal masih sekitar umur 25 tahun, namun beliau telah banyak berjuang dalam menegakkan keadilan dan memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Beliau juga berjuang untuk mendirikan sekolah untuk para perempuan.
Tujuan Kartini membangun sekolah ini agar ia dapat mengajarkan kepada perempuan pribumi untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia bisa mewujudkan cita-citanya yaitu kesetaraan terhadap emansipasi perempuan.Â
Kemudian dapat penulis simpulkan bahwasanya nilai-nilai yang dapat diambil dari keteladanan RA Kartini bagi guru atau pendidik adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendidik (terutama guru perempuan) harus memiliki jiwa yang kokoh dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan meskipun terdapat berbagai masalah sesulit apapun.Â