Pilkada seyogianya memang bentuk kontestasi ide. Ide pasangan cagub dan cawagub mana yang paling realistis dan reliable dalam mengatasi segala macam permasalahan yang membebani Ibukota. Bagaimana cara kita menguji ide tersebut? Jawabannya adalah debat. Melalui debat kita dapat tahu ide siapa yang lebih matang, dan bukan hanya bualan janji atau retorika kosong belaka. Debat memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pemilih untuk melihat kemampuan ketiga pasangan calon. Penilaian atau persepi publik itu kemudian berkorelasi dengan elektabilitas pasangan calon. Masyarakat secara jernih dapat melihat kapabilitas calon pemimpinnya di situ.
Hasil survei Charta Politika menunjukkan, pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Saiful Hidayat, paling unggul dalam debat Pilkada DKI Jakarta. Pasangan petahana dinilai sangat baik dalam penyampaian visi misi programnya dan unggul dalam hal menyampaikan solusi atas permasalahan Ibukota. Debat menimbulkan persepsi baik terhadap pasangan petahana, Charta Politika mencatat indeks kepercayaan masyarakat untuk memberikan suaranya pada pemilu meningkat, dan mereka telah dengan yakin memilih siapa pemimpin yang baik untuk Ibukota kedepannya, yaitu pasangan dengan nomor urut 2, Basuki Thaja Purnama danDjarot Saiful Hidayat.
Secara statistik pasangan petahana Basuki-Djarot unggul 40.5 %, jauh di atas pasangan lainnya Anies-Sandi dan AHY-Sylvi. Debat pilkada sedikit banyak telah merubah persepsi publik mengenai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang selama ini hanya dikenal publik melalui beritanya, tapi setelah debat masyarakat tahu bagaimana sebenarnya kualitas Basuki (Ahok). Pasangan petahana mampu menjawab setiap pertanyaan saat debat dengan tenang dan lugas, juga setiap kritik yang singgah kedirinya ditanggapi dengan cerdas. Keraguan akan kesantunan Basuki (Ahok) saat berbicara terhapus dengan ketenangannya, juga senyum yang selalu hadir dari pasangan wakilnya yaitu Djarot Saiful. Keduanya seolah pasang sejoli yang telah siap memimpin Jakarta (lagi).
Sudah selayaknya masyarakat yakin dengan pilihan mereka pada tanggal 15 Februari nanti. Setelah debat, jelas siapa pasangan yang siap untuk memimpin Jakarta, siapa yang punya visi-misi dan program yang matang utnuk membawa Jakarta pada kemajuan dan menghadirkan kesejahteraan untuk warga Jakarta. Jangan pertaruhkan nasib Jakarta untuk uji coba, atau nanti anda akan sengsara. Mari pilih secara rasional, pada pasangan yang sudah jelas handal. BaDja untuk Jakarta lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H