Mohon tunggu...
Ahmad Efendi
Ahmad Efendi Mohon Tunggu... Pekerja -

Selamatkan ceritamu dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berisik #SenjataDewanJenderal di Twitter

21 Oktober 2018   15:58 Diperbarui: 21 Oktober 2018   15:58 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momentum peringatan Gerakan 30 September (G30S) sudah lewat hampir sebulan. Tapi isu Dewan Jenderal yang melekat dengan peristiwa bersejarah itu ternyata muncul lagi.

Lini Masa di Media Sosial, khususnya Twitter pada hari Minggu siang ini, diramaikan dengan percakapan bertagar #SenjataDewanJenderal. Bahkan pada sekitar jam 13 WIB siang tadi, hestek itu berada di puncak trending Topic Twitter di Indonesia.

Akan tetapi #SenjataDewanJenderal itu tidak membicarakan tentang gerakan terkait 30 September 1965 lalu. Melainkan diskusi tentang pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) baru.

Wacana itu muncul, salah satunya dari akun @suratkalengDPRyang mengatakan "Pilpres pun damai di bawah #SenjataDewanJenderal". Ia mengutip artikel berjudul sama di Kompasiana.


Isi artikel itu membahas tentang nama-nama pimpinan di Tim Pelaksana Harian KKIP, yang diisi oleh purnawirawan Perwira Tinggi TNI. Artikel itu juga menduga, para purnawirawan itu punya afiliasi atau kedekatan dengan pasangan calon presiden yang akan maju di Pilpres 2019 nanti.

Ada warganet yang juga turut berkomentar. Contohnya akun @PejuangHastag yang mencuit "Dewan Jenderal adalah nama sakral yang sangat ditakuti, bahkan PKI pun getir mendengar nama #SenjataDewanJenderal"

Atau ada juga akun @bajingku yang bernama memprotes keberadaan hestek tersebut dengan cuitan "#SenjataDewanJenderal kenapa jadi TT (Trending Topic) sih. Udah mau November nih. Musim hujan. Yang adem2 aja lah"

Namanya juga netizen, apapun jadi bahan perbincangan. Netizen mah bebaas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun