Mohon tunggu...
Ahmad Efendi
Ahmad Efendi Mohon Tunggu... Pekerja -

Selamatkan ceritamu dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Heli Rakitan Bangsa?

21 Februari 2017   18:32 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:21 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap muncul isu pembelian alutsista (alat utama sistem pertahanan), selalu muncul statementuntuk membeli dari industri/pabrik lokal. Opini yang muncul adalah buat apa kita membeli dari perusahaan asing jika industri lokal dapat menyediakannya. Dalam hal ini, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) selaku perusahaan pembuat pesawat dan helikopter dianggap lebih reliable untuk menyediakan Helikopter dibandingkan membeli dari perusahaan asing karena dianggap jauh lebih mahal. Tetapi benarkah demikian? Benarkah PTDI dapat menciptakan Helikopter sesuai kebutuhan nasional/pertahanan negara?

Baru-baru ini muncul informasi yang beredar dari www.helirakitan.com bahwa PTDI sekarang ini tidak seperti yang sering dibangga-banggakan. PTDI yang dulu bernama IPTN (Industri Peswat Terbang Nasional) ternyata sejak 2003 tidak lagi memproduksi barang hasil karya anak bangsa. PTDI lebih banyak menjadi kepanjangan tangan dari Airbus (perusahaan aviasi asal Eropa). Beberapa produk yang dihasilkan PTDI ternyata hanya berganti nama saja atau dirakit ulang.

Salah satu produk yang dihasilkan atas nama PTDI adalah Helikopter Super Puma yang juga merupakan Helikopter Kepresidenan. Helikopter dinas milik Presiden RI ini punya kode merek dagang NAS 332. Belakangan diketahui bahwa Helikopter NAS 332 produksi PT DI ini hanya berganti label dari helikopter milik Airbus dengan kode produk AS 332.

helirakitan.com
helirakitan.com
Buntut dari aksi PTDI yang berbuat “curang” tersebut membuat dua dari empat serikat kerja mereka yaitu SPEDI dan SKDI mengeluarkan surat pernyataan yang berisi keprihatinan terkait aksi klaim produk Helikopter Super Puma.

Dalam pernyataan resminya itu, serikat pekerja PTDI meminta agar manajemen PTDI jangan memperkeruh suasana via blunder asal muasal produk Super Puma. Para pekerja khawatir, blunder soal produsen Super Puma yang sebenarnya, bisa mengakibatkan PT DI menerima sanksi yang keras.

Jika memang hal ini terbukti, apa yang dilakukan oleh PTDI tentu saja sangat memalukan. Apalagi PTDI juga memiliki clientdan pemesan dari negara-negara lain. Jika hal ini sampai confirmed, bukan hanya nama baik PTDI saja yang rusak, tapi juga nama baik bangsa Indonesia.

Apa yang tertulis dalam website tersebut, tentunya harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak yang berkepentingan. Permasalahan terkait pembelian Helikopter Super Puma harus dituntaskan dan jangan sampai menimbulkan polemik di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun