Jakarta saat ini punya masalah dalam hal pengelolaan tanah. Selama ini pengelolaan atas tanah hanya dalam bentuk pendirian bangunan yang berbentuk horizontal yang memerlukan lahan yang besar. Padahal Jakarta memiliki potensi yang besar apabila permukaan tanah dan udara juga digarap.
Selain itu Jakarta saat ini sedang mengalami permasalahan terkait semakin sedikitnya lahan kosong yang tersedia. Selama ini pengelolaan atas tanah menjadi milik siapapun yang membayar lebih tinggi. Sedangkan yang tidak bisa membeli lahan maka akan terpinggirkan.
Hal ini disadari pula oleh calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Ahok mengatakan Jakarta sebenarnya cukup kaya apabila ruang atas dan bawah tanah juga dimanfaatkan karena masih sangat banyak yang dapat digarap.
"Ya itulah yang kami katakan DKI ini kaya raya. Kenapa kaya raya karena punya ruang udara, bawah tanah, termasuk laut yang belum dikelola dengan baik," kata Ahok.
Ahok juga mencontohkan nantinya jika ia dan Djarot terpilih lagi, mereka akan meminta BUMD terkait untuk menguasai penataan tersebut dan kemudian menggarapnya. Nantinya Ahok berjanji akan membangun infrastruktur penunjang seperti bangunan vertikal, kereta bawah tanah, dan transportasi laut.
"Monas misalnya ambil 50 hektare saja kita gali ke dalam itu 500 ribu meter persegi. Kalau kita tarik dari Monas ke Jl Jend Sudirman saja 7,7 kilometer, bayangkan kalau itu kita pakai properti BUMD baru kita kerjasamakan," tegas Ahok.
Dengan cara ini Ahok-Djarot berjanji dapat mengatasi permasalahan kritisnya lahan kosong yang tersedia di Jakarta. Apabila berhasil, maka berbagai infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat akan dapat dibangun tanpa harus tersedianya lahan kosong dalam jumlah yang besar. Inilah salah satu solusi yang dapat diterapkan di Jakarta agar penataan kota ini menjadi semakin baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H