Mohon tunggu...
Ahmad Adli
Ahmad Adli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Saya suka membaca mengenai seputar sejarah dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modul Ajar Tangga Nada Kelas 5 SD

18 Desember 2023   21:43 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:55 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Notasi dan Tangga Nada Kelas 5 SD

A. Notasi Musik

     Notasi merupakan bagian yang paling penting dari musik. Syafiq menyatakan bahwa notasi musik adalah cara menuliskan sebuah nada dan panjang pendek nada, dan menurut Badudu (2003: 244) notasi memiliki beberapa arti yaitu sebagai lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan, nada atau ujaran dan proses perlambangan bilangan nada ujaran dengan lambang. 

1) Notasi Angka

     Notasi angka adalah notasi yang menggunakan simbol angka. Notasi angka merupakan simbol nada yang terdiri atas angka 1 sampai 7. Notasi angka digunakan untuk menulis nada yang sudah dikenal dengan bunyi do (1), re (2), mi (3), fa (4), sol (5), la (6), si (7) dan do (i).

 

2) Notasi Huruf

     Notasi huruf merupakan notasi paling mudah diantara jenis notasi lainnya, karena didasarkan pada bunyi nadanya. Membaca notasi melodi dengan do re mi fa sol la si do. Notasi ini dikemukakan oleh seorang tokoh perkumpulan gereja di Indonesia yang bernama John Curwen (1816 -- 1880). Contoh notasinya sebagai berikut I : d ; m. m I r : . r I d : - II akan tetapi disederhanakan sesuai dengan kebutuhan. Not yang berdiri sendiri yaitu d r mf s l t (do). Tanda panjang lanjutan not disimbolkan --(d-). Sedangkan tanda diam disimbolkan o.

 

Gambar 1.2 Notasi Huruf
Gambar 1.2 Notasi Huruf


3) Notasi Balok

     Selain notasi angka, ada jenis lain yang bernama notasi balok. Notasi balok sangat sering digunakan pada penulisan musik atau lagu. Istilah not balok berasal dari pengaruh bahasa Belanda, yaitu noten balk, yaitu notasi musik yang menggunakan lima garis horizontal untuk menempatkan titi nada. Notasi balok merupakan standar yang digunakan dalam penulisan notasi musik.

     Notasi balok ditulis menggunakan gambar atau simbol yang memiliki makna atau arti tertentu. Setiap nada memiliki frekuensi yang berbeda sehingga penempatan posisi not pada garis paranada berdasarkan tinggi-rendahnya nada tersebut. Perbedaan lambang juga menunjukkan durasi serta tinggi dari nada tersebut. Nada adalah bunyi yang dihasilkan dari alat musik yang memiliki durasi, pitch, intensitas dan warna. Sebuah not balok mewakili sebuah nada, bentuk not balok tersebut menunjukkan hitungan yang terdapat pada nada yang diwakilinya. Dalam notasi musik, dikenal 2 kondisi yaitu not dan rest. Not digunakan untuk menunjukkan adanya nada tertentu, sedangkan rest digunakan untuk menunjukkan tidak adanya nada. Lina (2003). 

Berikut adalah tabel dari not balok:

Gambar 1.3 Notasi Balok
Gambar 1.3 Notasi Balok


B. Tangga Nada

     Tangga nada berperan dalam menghasilkan musik ataupun iringan suara yang merdu dan juga tertata. Dalam KBBI, tangga nada diartikan sebagai tingkatan bunyi dari nada yang berdasarkan frekuensi dari masing-masing tangga nada. Tangga nada juga dapat diartikan sebagai susunan dari nada pokok dari sebuah sistem nada. Nada pokok tersebut adalah do, re, mi, fa, sol, la, si dan do.

     Tangga nada juga dapat berarti susunan nada yang dirangkai dengan menggunakan rumus interval nada tertentu. Interval nada adalah jarak dari nada dengan nada lainnya. Dalam perkembangannya, jarak nada bisa berjarak satu sampai 2. 

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis tangga nada:

1) Tangga Nada Diatonis

     Tangga nada diatonis memiliki tujuh nada dalam satu oktaf. Saat dimainkan tujuh nada tersebut akan berakhir dengan nada yang berulang. Biasanya jarak antara not dan nada sebesar satu dan setengah. Tangga nada ini sering dijadikan dasar teori musik. Salah satu contoh dari tangga nada diatonis iniadalah C mayor, nada ini dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang dimulai dari La. 

Tangga nada diatonis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tangga nada mayor dan minor.

a) Diatonis Mayor

     Merupakan salah satu tangga nada yang umum digunakan pada sebuah musik, jarak antara nada atau not pada tangga nada jenis ini adalah 1-1-½-1-1-1-½.


Gambar 2.1 Diatonis Mayor
Gambar 2.1 Diatonis Mayor

Contoh lagu yang menggunakan diatonis mayor diantaranya adalah Berkibarlah Benderaku, Bintang Kecil, Bangun Pemudi Pemuda, Gebyar Gebyar, Balonku.

b) Diatonis Minor

     Tangga nada jenis ini memiliki nuansa musik yang melankonis dan cenderung sedih. Tangga nada jenis ini memiliki jarak antara nada 1-½-1-1-½-1-1. Contoh tangga nada ini yaitu A minor, terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la.

 

Gambar 2.2 Diatonis Minor
Gambar 2.2 Diatonis Minor
Contoh lagu yang menggunakan tangga nada diatonis minor diantaranya adalah Syukur, Bagimu Negeri, Indonesia Pusaka, Ambilkan Bulan, Bintang Kejora. 


2) Tangga Nada Pentatonis

     Tangga nada pentatonis atau yang juga disebut sebagai pentatonic scale merupakan jenis tangga nada yang paling umum digunakan pada sebuah musik. Tangga nada jenis ini memiliki lima nada yang berbeda-beda. Sehingga nada ini memiliki lima nada dalam satu oktaf. Tangga nada pentatonis sudah ada sejak pertama kali musik berkembang. Penggunaan nada ini bisa dipakai untuk musik modern dan juga musik tradisional.

Tangga nada pentatonis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tangga nada pelog dan salendro. Keduanya dapat digunakan menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan.

a) Tangga Nada Pelog

     Tangga nada pelog memiliki karakter nada yang menyenangkan dan juga memiliki kesan penghormatan. Tangga nada yang satu ini mempunyai lima nada yang memiliki perbedaan jarak cukup besar. Nada tersebut adalah do, mi, fa, sol, si. Contoh lagu yang menggunakan tangga nada pelog diantaranya seperti Pitik Tukung (Jawa Tengah), Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah), Ngusak Asing (Bali), Karatagan Pahlawan (Jawa Barat) dan Macepet Cepetan (Bali). 

b) Tangga Nada Salendro

     Tangga nada salendro memiliki karakter nada yang menyenangkan dan juga lincah. Namun jarak antar nadanya cukup kecil, berbeda dengan tangga nada pelog yang memiliki jarak nada yang cukup besar. Nada tersebut adalah do, re, mi, sol, la. Contoh lagu yang menggunakan tangga nada salendro diantaranya seperti Lir Ilir (Jawa Tengah), Te Kate Dipanah (Jawa Tengah), Cing Cangkeling (Jawa Barat), Keraben Sape (Jawa Tengah) dan Cublak-cublak Suweng (Jawa Tengah).


3) Tangga Nada Kromatis

     Tangga nada ini terdiri dari 12 nada yang tersusun dengan interval setengah nada di setiap notnya. Sebenarnya, tangga nada ini merupakan turunan dari diatonik mayor. Di bagian nada yang lain pada nada diatonik mayor kemudian dipecah menjadi ½ dan ½ di tangga nada kromatis. Jenis tangga nada yang satu ini memang cukup banyak digunakan di berbagai jenis lagu atau musik jazz, rohani, pop, dan juga beberapa lagu rock. Contoh lagu yang menggunakan tangga nada kromatis adalah Bungong Jeumpa yang berasal dari Aceh dan Indonesia Pusaka yang diciptakan oleh Ismail Marzuki.

Untuk melihat dan mendapatkan informasi lebih jelas mengenai modul ajar Tangga Nada untuk anak SD Kelas 5, dapat dilihat disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun