hiruk pikuk politik nampaknya sudah mulai terasa akhir-akhir ini. Sekitar dua bulan lebih pesta demokrasi itu akan dilaksanakan. Apapun pilihannnya pemilu yang damai seharusnya tetap menjadi prioritas bagi kita semua. Melihat kenyataanya, pesta ini justru menimbulkan perpecahan di antara kita semua, saling mencaci dan menjelekkan selayaknya menjadi hal yang wajar. Sudah saatnya kita mengembalikan marwah pemilu ini ke arah yang lebih baik lagi. Menjadikan sebuah perbedaan sebagai suatu anugerah yang seharusnya kita syukuri, tentunya dengan cara-cara elegan dan bijaksana.
Sebagai seorang Santri yang telah terdoktrin dengan ajaran-ajaran gama yang kuat, tentu saja nila-nilai agama akan menjadi patokan bagi kami dalam menentukan kemana  arah kehidupan kedepan mengarah, termasuk dalam hal memilih pemimpin untuk bangsa ini. kami Santri memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan hal tersebut
Berbicara tentang kriteria kepemimpinan tentu saja para santri tidak bisa lepas dari sosok Rasulullah SAW. sosok pemimpin yang kehebatannya tidak diragukan lagi. Bagaimana kita bisa melihat  jiwa kepemimpinan yang adil dan bijaksana dalam sosok beliau. hal ini sering kita dengar dalam kisah-kisah beliau, seperti kisah Rasulullah tentang peletakan hajar aswad yang sempat diributkan oleh kabilah-kabilah saat itu.
Dalam kisah tersebut kita semua bisa melihat bagaimana beliau tidak semena-semena dalam membuat keputusan, meskipun pada dasarnya posisi beliau adalah sebagai pemangku kebijakan. yang beliau lakukan  justru membuat keputusan yang adil dan bijaksana untuk semua pihak. Yakni dengan menyuruh setiap pemimpin kabilah untuk ikut serta dalam peletakan batu hajar aswad. kejadian yang membuat para kabilah saat itu menjadi damai.
 berbicara tentang kriteria kepemimpinan yang dimiliki oleh Rasulullah setidaknya ada 4 hal yang perlu kita ketahui dan berikut  urgensinya:
1. fatonah(cerdas)
setiap pemimpin  harus memiliki sifat ini. karena pemimpin merupakan pengarah dalam setiap kebijakan yang akan dibuat. pemimpin yang baik tentu saja adalah dia yang mampu mengarahkan pada kebijakan-kebijakan yang baik. Selain itu, dengan sifat cerdas ini seorang pemimpin bisa memaparkan gagasan-gagasan hebatnya kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat bisa menilai keputusannya sebagai keputusan yang tepat, bukan berdasarkan asumsi atau kepentingan pribadi belaka . Hal ini merupakan suatu yang urgen, karena tanpa kecerdasan seorang tidak akan mampu berargumen tentang gagasan-gagasan yang dimilikinya sehingga  bukan sekadar kerja dan kerja, melainkan seorang pemimpin  harus memiliki gagasan yang kuat yang bisa dipertanggung jawabkan.
2. amanah
dengan artian kredibilitasnya bisa dipertanggungjawabkan. baik secara zahir ataupun batin. maksudnya baik secara perbuatan maupun perasaan. karena berperilaku baik secara dzahir belum tentu baik secara perasaan. bukankah selama ini kita mengenal istilah "munafik". istilah untuk orang-orang bermuka dua. selain itu amanah itu juga bisa diartian sebagai perilaku baik terhadap sesama makhluk begitu juga kepada tuhan. makanya dalam kitab tauhid kita sering kita temukan definisi amanah sebagai terjaganya seseorang dari perbuatan haram dan makruh. gampangnya terjaganya seseorang dari perbutan-perbuatan tercela. karena Allah tidak menyukai perbutan teresebut.
3. tabligh (menyampaikan)