[caption id="attachment_271243" align="aligncenter" width="538" caption="Ilustrasi/ Admin (kompas.com)"][/caption] BLSM atau balsem memang sedang jadi trending topic dimana-mana. Beberapa hari setelah pemerintah mengumumkan kenaikan BBM dan pembagian BLSM, bapak-bapak pegawai kantor pos mulai terlihat rajin hilir mudik seperti seterika mencari si penerima BLSM. Beberapa diantaranya ada yang meminta bantuan kelurahan untuk membagikannya, termasuk dua pegawai pos yang akhir-akhir ini rajin bertamu ke kantorku.
Kedua pegawai pos tadi jelas kesulitan membagikan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang merupakan syarat pengambilan BLSM di Kantor Pos karna begitu banyak data yang terdapat pada KPS yang tidak sesuai. Berikut beberapa jenis kesalahan data masyarakat penerima BLSM pada KPS yang ditandatangani oleh buk Armida Alisjahbana (Menteri PPN/Bappenas) :
1.Data yang digunakan data lama sehingga masyarakat penerima BLSM yang rata-rata hidupnya ‘nomaden’ tidak berada di tempat. Pihak kelurahan pun terpaksa mencari dimana masyarakat yang bersangkutan.
2.Pada umumnya masyarakat ketika pendataan yang dilakukan oleh pegawai Statistik (BPS) dan orang kelurahan sangat tidak peduli. Dari cerita teman yang ikut mendata, Beberapa masyarakat mungkin mencurigainya sebagai pencuri atau mengira minta sumbangan sehingga kadang pegawai pendata dilecehkan. Bahkan parahnya lagi, masyarakat tidak membukakan pintu, maka tidak heran jika banyak masyarakat miskin yang tidak mendapatkan BLSM karena tidak terdata. Perilaku masyarakat yang seperti ini mengakibatkan data-datanya di kartu keluarga dan KTP tidak sesuai dengan KPS atau tidak terdata sama sekali.
3.Banyak data warga di KPS yang kurang hurufnya, salah nomor rumah, ataupun sudah meninggal.
Kesalahan data di KPS mengakibatkan warga tidak dapat mengambil BLSM di kantor Pos karna tidak sesuai dengan data di Kartu keluarga dan KTP. Walhasil, banyak sekali warga yang ngantri minta diketikkan surat keterangan dari kelurahan. Surat ini lah yang nantinya menerangkan bahwa terjadi kesalahan di KPS nya. Namun, sebelumnya Kami meminta masyarakat menandatangani surat pernyataan perihal kesalahan data KPS nya. Maka tidak heran dua hari pasca jadwal wargaku mengambil BLSM, makan siang selalu molor dan kerjaan pokok kependudukan lainnya terabaikan.
Selain masalah data KPS, masyarakat banyak yang tidak peduli dengan arsip kependudukannya, seperti warga yang tidak pernah membuat kartu keluarga dan KTP padahal sudah lama menikah dan tinggal di alamatnya puluhan tahun.
Terlepas dari itu semua, dua hari ini keadaan kantor baruku sangat lain rasanya,,sangat ramai, pertanda masyarakat mulai sadar kemana mereka mengadu ketika mengalami masalah.hhe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H