Hari Pahlawan, yang diperingati setiap tanggal 10 November, selalu menjadi momen refleksi untuk mengenang jasa para pejuang bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa yang tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan ini adalah Resolusi Jihad NU---sebuah seruan monumental yang menggerakkan ribuan rakyat untuk mempertahankan tanah air dari penjajah. Â
 Lahirnya Resolusi Jihad Â
Pada Oktober 1945, hanya beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan, ancaman kembalinya penjajah Belanda melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mulai terasa nyata. Mereka datang dengan dukungan tentara Sekutu, yang berdalih ingin melucuti senjata Jepang. Namun, rakyat Indonesia memahami bahwa kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan sedang berada dalam ancaman besar. Â
Dalam situasi kritis ini, KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, memutuskan untuk mengeluarkan sebuah fatwa jihad yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. Pada 22 Oktober 1945, resolusi ini menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para ulama menegaskan bahwa melawan penjajah adalah kewajiban agama (fardhu 'ain) bagi seluruh rakyat yang berada dalam radius 94 km dari medan pertempuran. Â
Dari Resolusi ke Aksi: Pertempuran Surabaya Â
Resolusi Jihad tidak hanya menjadi seruan, tetapi benar-benar menjadi api yang menggerakkan rakyat. Di Surabaya, ribuan pejuang dari berbagai daerah bergabung untuk menghadang pasukan Inggris dan Belanda. Puncaknya terjadi pada 10 November 1945, ketika rakyat Surabaya---yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bung Tomo dan para ulama NU---berperang habis-habisan melawan kekuatan militer yang jauh lebih canggih. Â
Pertempuran ini mengorbankan ribuan nyawa, tetapi membuktikan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia tidak akan menyerahkan kemerdekaannya begitu saja. Perlawanan yang gigih inilah yang membuat 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Â
Semangat Resolusi Jihad di Era Modern Â
Meskipun Indonesia telah merdeka, semangat Resolusi Jihad tidak boleh padam. Hari ini, kita dihadapkan pada tantangan yang berbeda: korupsi, kesenjangan sosial, intoleransi, hingga ancaman terhadap keutuhan bangsa. Dalam konteks ini, Resolusi Jihad mengajarkan kita tiga nilai utama yang tetap relevan:Â Â
1. Keberanian: Melawan segala bentuk ketidakadilan dan penindasan, baik dari luar maupun dari dalam bangsa sendiri. Â