- Ken Arok: Dideskripsikan sebagai seorang pemuda ambisius, cerdas, tetapi juga kejam. Meski berasal dari latar belakang rendah, ia memiliki visi besar untuk mengubah nasibnya. Karakternya melambangkan ambisi manusia yang tak terbatas tetapi juga mengingatkan akan bahaya moral ketika ambisi itu tidak diimbangi dengan etika.
 Â
- Ken Dedes: Digambarkan sebagai perempuan cerdas, cantik, dan memiliki kepribadian yang kuat. Meskipun awalnya menjadi korban pernikahan paksa, Ken Dedes memiliki pengaruh besar terhadap keputusan Ken Arok dan menjadi simbol kekuatan perempuan di balik tahta.
- Tunggul Ametung: Ia adalah gambaran penguasa tiran yang menggunakan kekuasaannya untuk menindas rakyat. Karakternya mencerminkan kezaliman yang akhirnya membawa kejatuhannya sendiri.
- Mpu Gandring: Ia merupakan simbol dari kutukan moral akibat penyalahgunaan kekuasaan dan senjata. Keris buatannya menjadi elemen sentral yang menggerakkan alur cerita.
Tema dan Makna
Novel ini membawa sejumlah tema yang relevan, seperti:Â Â
1. Ambisi dan Kekuasaan: Ken Arok adalah representasi dari seseorang yang memiliki ambisi besar untuk mengubah nasib, tetapi ambisinya sering membawa dampak buruk, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Â
2. Keadilan dan Penindasan: Rakyat Tumapel yang menderita di bawah pemerintahan Tunggul Ametung menunjukkan potret masyarakat yang hidup di bawah penguasa tiran. Â
3. Perempuan dan Kekuasaan: Ken Dedes tidak hanya menjadi simbol kecantikan, tetapi juga kekuatan dan pengaruh perempuan dalam politik. Â
4. Kutukan dan Karma: Keris Mpu Gandring menjadi simbol karma yang menghantui Ken Arok dan keturunannya, mengajarkan bahwa kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah tanpa konsekuensi. Â