Ramadan, Bulan Ibadah dan Sosial
Oleh Ahmad Zaini
Tanpa terasa kita sudah berada di akhir bulan Sya'ban. Bulan yang menurut Nabi Muhammad SAW sebagai bulan beliau. Dengan berakhirnya bulan Sya'ban, kita akan memasuki bulan Ramadan, bulan kita sebagai umat beliau. Bulan yang kita tunggu-tunggu kehadirannya. Hal ini dikarenakan setiap amal kebaikan yang kita lakukan  pada bulan Ramadan pahalanya akan dilipatgandakan mulai dari 10 hingga 700 kali lipat. Oleh karena itu, kita harus bisa memanfaatkan Ramadan sebagai bulan ibadah dan sebagai bulan sosial.
Sebagai makhluk ciptaan Allah manusia memiliki dua kewajiban. Yaitu, kewajiban beribadah kepada Allah dan kewajiban peduli kepada sesama. Kedua kewajiban ini tidak boleh berjalan timpang. Keduanya harus seimbang. Maka dari itu, di bulan Ramadan kita  seyogyanya dapat meningkatkan amal ibadah baik ibadah murni (mahdloh) maupun ibadah sosial (ghoiru mahdloh). Hubungan dengan Sang Pencipta (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas) dapat berjalan seimbang. Sehingga, setelah kita keluar dari bulan ini kita akan mendapatkan sesuatu yang kita harapkan dari ibadah selama Ramadan, yakni menjadi hamba yang bertaqwa.
Bulan beribadah
Rasulullah bersabda yang artinya barang siapa yang berpuasa pada siang Ramadan dan salat malam pada pada malam harinya, maka orang itu akan diampuni segala dosanya. Hadist ini menjadi pemantik umat muslim untuk berlomba-lomba mendapatkan ampunan dari Allah SWT dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.
Momen bulan ibadah tidak boleh kita sia-siakan. Berpuasa pada siang harinya dengan kuantitas serta kualitas. Kuantitas artinya kita berpuasa penuh selama bulan Ramadan. Kualitas artinya kita harus benar-benar berpuasa. Puasa yang sesungguhnya. Menjaga puasa dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa. Rasulullah bersabda,"Banyak orang berpuasa, namun tidak mendapatkan pahala puasa. Mereka hanya merasakan lapas dan dahaga."
Beberapa hal yang dapat membatalkan pahala puasa di antaranya adalah berbuat fasiq, menggunjing, berbohong, memfitnah, sumpah palsu, dan lain-lain. Banyak orang paham tentang perbuatan-perbuatan tersebut dapat membatalkan pahala puasa, namun tetap dilakukan. Oleh karena itu, kita harus benar-benar berhati-hati agar tidak melakukan perbuatan yang membatalkan puasa.
Bulan SosialÂ
Berpuasa Ramadan dapat diartikan sebagai bulan sosial. Artinya, dengan berpuasa Ramadan dapat membentuk pribadi yang berempati pada sesama. Selama sehari penuh sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari, kita menahan lapar, haus, dan nafsu. Secara tidak langsung kita akan merasakan dan berempati pada orang-orang di sekeliling kita yang kurang ekonomi. Kita akan berempati pada mereka yang tidak makan selama sehari karena tidak ada yang dimakan. Kita akan merasakan bagaimana sengsaranya orang yang tidak minum karena tidak ada yang diminum.