Oleh sebab itu, kualitas keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditingkatkan dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika hal itu bisa dilakukan oleh pemuda, maka jiwanya akan tenteram dan damai. Keyakinannya akan semakin kokoh sehingga tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat merugikan pemuda dan bangsa ini.
Kualitas Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan
Persaingan global telah kita rasakan sejak memasuki tahun 2000-an. Negara yang tidak bisa meningkatkan sumber daya manusia warganya akan tergilas oleh negara-negara lain. Ukuran kualitas nagara bergantung pada kualitas pemudanya. Jika kualitas pemudanya bagus, maka negara akan stabil. Demikian juga sebaliknya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2017 menempati peringkat 111 dunia dengan nilai 4,33. Negara kita kalah bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. IPM Indonesia masih berada di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Dari data ini pemuda harus tertantang untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan keterampilannya.
Ilmu pengetahuan dan keterampilan merupakan bekal utama bagi pemuda yang hidup di era milenial ini. Mereka harus terus berupaya meningkatkan sumber daya manusianya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalu pendidikan formal dan nonformal. Tanpa bekal tersebut pemuda akan kalah bersaing dengan pemuda negara lain dalam era persaingan global ini. Mereka hanya akan menambah daftar pengangguran di negeri ini karena peluang kerjanya sudah dipenuhi oleh tenaga kerja yang berdaya saing tinggi.
Jadi, pemuda ideal adalah pemuda yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan keterampilan tinggi. Merekalah yang mampu mengarungi kehidupan di zaman teknologi yang penuh tantangan ini.
Kualitas Kasih dan Sayang terhadap Sesama
Manusia diciptakan Tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Manusia diciptakan Tuhan untuk melindungi bumi dari kerusakan, kepunahan, dan kehancuran. Antarsesama manusia dan sesama makhluk Tuhan harus terbina kerukunan dan kesatuan. Rasa saling menghargai, menghormati, dan mencintai harus tertanam kuat dalam hati sanubari.
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah di muka bumi ini adalah sebagai rahmat, penebar kasih sayang kepada seluruh alam. Tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antargolongan. Maka pemuda yang hidup di era milenial ini harus bisa saling menghormati dan menyayangi dengan sesama manusia.
Ujaran kebencian yang mengarah pada isu SARA pada akhir-akhir ini hampir saja memorakporandakan bangsa ini. Tindakan atau ucapan saling menghujat baik secara  langsung maupun tidak langsung telah menciderai rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Untung saja pemerintah yang dibantu aparat keamanan bertindak cepat sehingga isu SARA tersebut tidak berlangsung lama.
Media sosial sebagai salah satu sarana komunikasi dan informasi banyak disalahgunakan oleh sebagian pemuda. Media sosial yang semestinya digunakan untuk meningkatkan rasa kasih-sayang antarsesama telah bergeser dari fungsinya. Media sosial digunakan sebagai alat propaganda untuk membenarkan kelompoknya dan menyalahkan kelompok lainnya Media tersebut digunakan sebagai alat untuk mencerai-beraikan persatuan umat..