Kemarin siang istriku diajak steril kucing gratis di kantor Walikota. Ternyata boleh dua ekor. Kami berembuk siapa yang bakal disteril. Tapi ini khusus kucing jantan. Akhirnya pilihan jatuh kepada Bolo dan Kenny. Soalnya mereka paling gampang birahi lihat kucing tetangga. Sebelum bikin malu keluarga lebih baik dikebiri saja!
Program steril kucing rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Kali ini ada seratus ekor. Sampai sana sudah pada antri. Emak-emak semua! Aku sendiri yang bapak-bapak. Ah, akhirnya aku tahu bagaimana rasanya jadi minoritas.
Aku duduk sambil pasang telinga. Ada yang cerita ia memanggil kucingnya Bagong selama empat tahun. Pas diperiksa lagi ternyata kucingnya betina! Terpaksa harus ganti nama. Bikin bubur merah bubur putih. Seru sekali mendengarkan celotehan emak-emak.
Tiba-tiba kami dikejutkan oleh insiden seekor kucing yang berhasil kabur dari ruang steril dan lompat ke kolam! Petugas sigap ambil jaring untuk menangkapnya. Selama ini aku pikir kucing takut air. Ternyata yang ini jago berenang! Belajar di mana?
Setelah disteril mereka dijejer dalam kondisi tidak sadar. Kalau sudah siuman baru boleh dimasukkan keranjang dan dibawa pulang. Aku sampai bete menunggu dua kucingku bangun. Mereka mungkin tipikal kaum rebahan yang mager. Kebluk banget!
Dari penjelasan dokter hewan di sana akhirnya aku tahu kalau ternyata steril dapat mengurangi keinginan kucing untuk kabur dari rumah. Seorang emak nyeletuk. "Biar suami kita gak kabur-kaburan mulu kita steril aja!"
Jakarta, 16 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI