Dalam perjalanan menuju klinik kami Umaiza di Jatibening, aku dan istri melewati kerumunan orang di pinggir jalan. Kami penasaran, jangan-jangan ada kecelakaan. Ternyata ada obral durian! Dengan sigap istriku kasih kode untuk melipir. Berhentilah kami di sana bersama kerumunan orang itu.
Ada mobil bak berisi full durian Palembang yang sedang turun muatan. Tapi baru turun sudah langsung diserbu pembeli. Butuh kesabaran ekstra untuk ngantri sampai akhirnya pesanan kami datang. Setelah kami cicipi ternyata memang rasanya nendang banget! Empat buah seratus ribu worth it lah.
Indonesia ada lebih dari dua musim. Selain musim kemarau dan hujan, kita juga ada musim pilkada, musim pejabat ketangkap KPK, musim artis kawin cerai dan lain-lain. Dari semua musim yang ada, rasanya yang paling ngangenin adalah ketika musim durian tiba. Demi mencicipi rasa manisnya kadang kita harus berjibaku untuk mendapatkannya.
Tapi di tengah enaknya makan, tiba-tiba aku lihat ada sesuatu yang bergerak di dalam buahnya. Ternyata ulat! Aku komplain ke penjualnya. Eh, langsung diganti dengan buah utuh yang lain tanpa harus bayar lebih.
Moral lesson dari pengalaman menikmati obral durian tersebut adalah, kesatu, jangan hanya tergiur dengan penampilan luar. Karena isi jauh lebih penting. Kedua, selalu berikan pelayanan terbaik. Karena semua orang senang dilayani. Servis memuaskan adalah kuncinya.
Jakarta, 9 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI