Semalam aku masih melek sampai jam 12. Biasa, deadline proyek FTV. Ketika melirik jam, mendadak aku jadi teringat peristiwa tujuh tahun lalu. Waktu itu jam 12 teng ada telepon masuk. Aku lihat di layar ponsel nama seseorang: Musfar Yasin. Penulis skenario film favoritku. Ketika, Alangkah Lucunya (Negeri Ini), Naga Bonar Jadi 2. Semuanya piala Citra!
Ternyata beliau minta aku menulis skenario Naga Bonar 3. "Bikin 15 halaman dulu, bawa ke Haji DM!" Yang dimaksud adalah Dedi Mizwar. Beres telponan aku langsung ambil laptop dan ngetik. Selain almarhum Mas Wahyu HS, Pak Musfar adalah mentorku juga. Banyak guru banyak ilmu.
Tiga hari kemudian aku ketemu Dedi Mizwar di lokasi syuting Para Pencari Tuhan. Aku menyerahkan 15 halaman pertama skenario film Naga Bonar 3. Pak Haji membacanya dan minta aku ke kantor.
Besoknya aku semangat berangkat ke kantornya. Sudah kebayang senangnya jadi penulis skenario film. Hasilnya? Ditolak! Tapi aku diminta nulis skenario FTV Sinema Wajah Indonesia buat SCTV. Judulnya Pernikahan Delay. Itulah skenario pertamaku di industri entertainment. Sebuah prestasi dari seorang penulis yang masih hijau dan mentah.
Aku sempat dengar kabar, ternyata banyak penulis yang lebih senior dariku belum berhasil tembus ke Dedi Mizwar. Dari situ aku sadar. Aku memang bukan penulis terbaik. Aku hanya seorang penulis beruntung.
Oh ya, sekarang aku sudah menulis 3 judul film. Tahun 2025 ini insya Allah ada beberapa judul lagi.
Jakarta, 3 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI